TIMES JATIM, GRESIK – Anggaran terbatas hanya Rp 19 Miliar, Dinas Pendidikan Gresik mendorong sekolah mencari anggaran alternatif melalui 4 skema. Apalagi, masih ada ratusan sarana prasarana di sekolah yang butuh perbaikan.
Kepala Dinas Pendidikan, S Hariyanto mengatakan, dalam APBD 2023 sebesar Rp5 Miliar. Kemudian ditambah dari dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp14 Miliar. Jika ditotal ada sekitar Rp19 Miliar.
"Kebutuhan anggaran tahun ini kecil, tapi kami memiliki skema alternatif yang bisa diimplementasikan sekolah," katanya pada Rabu (18/1/2023).
Hariyanto menambahkan ada empat skema alternatif yang bisa dilakukan untuk sekolah yakni dari DAK (Dana Alokasi Khusus). Kemudian, pihak sekolah juga bisa menitipkan belanja modal dari DPRD.
"Dana pokir dari dewan bisa untuk belanja modal di lembaga pendidikan," ungkap dia.
Lebih jauh Hariyanto menyatakan, cara kedua bisa dilakukan adalah memanfaatkan dana tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Pola ini, terang dia sudah pernah diimplementasikan oleh beberapa sekolah negeri. Kolaborasi ini akan berhasil jika kepala sekolah bisa kreatif.
"Pola ini bisa dilakukan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap pendidikan," ungkap dia.
Skema keempat, tambah Hariyanto adalah memaksimalkan dan membentuk Unit Pelaksana Zakat (UPZ) Baznas di sekolah. Pola baru ini diharapkan bisa dilakukan.
Teknisnya, setelah pembentukan UPZ, nanti wali murid yang mempunyai kelebihan finansial maupun guru bisa melakukan zakat, infaq, sedakah di sekolah.
"Ketika sudah berjalan, nanti sekolah bisa mengajukan ke Baznas untuk membangun sarana dan prasarana," tutup Kepala Dinas Pendidikan Gresik menanggapi 4 skema perbaikan sekolah. (*)
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Irfan Anshori |