https://jatim.times.co.id/
Berita

Waspada! BPOM RI Ungkap Banyak Jajanan Ada Bahan Tambahan Berbahaya

Jumat, 05 Juli 2024 - 07:47
Waspada! BPOM RI Ungkap Banyak Jajanan Ada Bahan Tambahan Berbahaya Ilustrasi penelitian BPOM. (Foto: AI/Akademi AI Indonesia)

TIMES JATIM, JAKARTABPOM RI melalui Plt Kepala Obat Pengawas dan Makanan (BPOM) Lucia Rizka Andalusia mengungkapkan adanya penggunaan bahan tambahan pangan tidak aman pada berbagai jajanan. Salah satu temuan yang paling sering adalah penggunaan formalin dalam makanan seperti bakso, soto mi, dan mi goreng. 

Lucia menjelaskan bahwa penggunaan formalin membuat mi kuning awet hingga berbulan-bulan.

"Ini paling banyak nih, Kalau beli bakso, beli soto mi, beli mi goreng, ini mi yang warnanya kuning dan dia awet bisa seminggu lebih dia nggak rusak, bulanan bahkan karena mengandung formalin," ungkap Lucia Kamis (4/7/2024).

Pewarna Berbahaya dalam Jajanan

Selain formalin, BPOM juga menemukan penggunaan pewarna rhodamin B dan metanil yellow pada jajanan. Pewarna-penggunaan pewarna ini sangat berbahaya karena kedua zat tersebut tidak diizinkan untuk konsumsi manusia dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Rhodamin B adalah zat pewarna yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, sabun, dan laboratorium untuk pengujian berbagai logam. Pewarna ini memiliki sifat karsinogenik dan dapat menyebabkan kerusakan hati serta kanker hati jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Metanil yellow, di sisi lain, digunakan dalam industri tekstil, cat, kertas, dan kulit binatang. Zat ini bisa menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak, dan tekanan darah tinggi. Penggunaan jangka panjangnya dapat memicu kanker kandung kemih.

Penggunaan Boraks pada Kerupuk

Selain pewarna berbahaya, BPOM juga menemukan penggunaan boraks pada kerupuk. Lucia menyoroti bahwa boraks sering digunakan pada kerupuk gendar untuk memberikan tekstur yang lebih renyah.

"Rhodamin ini, cone-nya es krim yang warnanya merah ini yang mengandung Rhodamin B. Ini juga terus digalakkan oleh Badan POM. Selain itu juga ada yang pewarna yang tidak boleh itu metanil yellow," jelas Lucia. 

"Bikin kerupuk pake boraks ini paling banyak. Kerupuk gendar, kerupuk seperti ini mengandung boraks," lanjutnya.

Alasan Penggunaan Bahan Berbahaya

Penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak aman ini sering kali disebabkan oleh harga bahan yang lebih murah dan minimnya pengetahuan pedagang kecil tentang bahaya yang mengintai. BPOM berkomitmen untuk melakukan pembinaan kepada para pedagang yang masih menggunakan bahan berbahaya tersebut.

"Ini yang digalakkan oleh Badan POM dengan laboratorium kelilingnya Badan POM. Badan POM punya lab keliling yang melakukan uji cepat kandungan bahan tambahan makanan yang berbahaya seperti formalin ini," ungkap Lucia.

Lab Keliling: Langkah Preventif BPOM

BPOM telah menggalakkan penggunaan laboratorium keliling yang bisa menjangkau pasar-pasar untuk melakukan uji cepat terhadap kandungan bahan berbahaya pada makanan. Langkah ini diharapkan dapat menekan penggunaan bahan berbahaya pada jajanan pasar dan meningkatkan kesadaran masyarakat serta pedagang tentang pentingnya keamanan pangan.

"Nah dengan lab-lab keliling ini, kita bisa menembus sampai ke pasar-pasar yang di-close-up-close-up ya untuk mengurangi hal ini," tambah Lucia.

Dengan adanya pengawasan ketat dan edukasi yang terus-menerus, diharapkan jajanan pasar dapat menjadi lebih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. BPOM mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan memilih makanan yang terjamin keamanannya demi kesehatan jangka panjang. (*)

Pewarta :
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.