TIMES JATIM, MALANG – BMKG Stasiun Geofisika Malang mencatat sepanjang bulan Januari 2021 ada 62 gempa bumi di perairan selatan. Hal ini disampaikan melalui rilis yang ditentukan TIMES Indonesia, Senin (1/2/2021).
Berdasarkan kedalaman pusat gempa bumi, 54 kejadian tercatat sebagai gempa bumi dangkal (h ≤ 60 km), 6 kejadian gempa bumi menengah (60300 km).
"Magnitudo terbesar yang tercatat adalah 4.9 SR dan magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1.5 SR," ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma'muri melalui rilis tertulisnya.
Frekuensi Gempa Bumi Paling Banyak 6 kali
Ma'muri menyebutkan, dari catatan BMKG Stasiun Geofisika Malang, frekuensi terjadi gempa bumi paling banyak enam kali. Ini melalui rekaman data yang dilakukan per hari.
"Kejadian gempabumi terbanyak terekam pada 7 dan 13 Januari 2021 dengan jumlah kejadian gempa bumi yaitu 6 kali. Sedangkan pada tanggal 1, 3, 6, 8, 16 dan 20 September 2020 tidak terekam adanya aktivitas gempa bumi," kata Ma'muri membeberkan data yang ada.
Menurutnya, hal itu terjadinya fluktuasi gempa ini bumi khususnya yang ada di perairan selatan. "Karena aktivitas lempeng bergerak dinamis dna tidak bisa diprediksi," ungkapnya.
Alat pemantau sekaligus peringatan dini terjadi tsunami yang dipasang di Kantor Bupati Malang.
Penyebab Terjadinya Gempa Akibat Aktivitas Lempeng di Perairan Selatan
Masih kata Ma'muri, aktivitas lempeng yang berada di perairan selatan ini penyebab terjadinya gempa bumi. Hal ini bisa saja menyebab potensi terjadinya tsunami.
"Dari peta distribusi epicenter gempabumi periode Bulan Januari 2021, terlihat 53 kejadian gempabumi terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa sebagai akibat dari subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia," sebutnya.
Sedangkan 9 kejadian gempa bumi kata dia, terjadi di darat yang berada di pulau Jawa dengan kedalaman dangkal sebagai akibat aktivitas sesar lokal.
"Kejadian gempa bumi disebabkan oleh aktifitas pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng Eurasia dan aktivitas sesar lokal yang berada di Pulau Jawa," terangnya.
Terjadi 62 Kali Gempa Bumi Tidak Menimbulkan Kerusakan Berarti
Menurutnya, meski secara kuantitas gempa bumi sangat banyak, tidak menimbulkan kerusakan. Karena mayoritas titik gempa berada di laut lepas yang jauh dari bibir pantai.
"Alhamdulillah tidak ada kejadian yang menonjol. Kendati demikian, kami terus memantau kondisi terkini dan mengupdate kepada masyarakat maupun rekan-rekan media," sebutnya.
Selanjutnya dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mempercayai kabar hoaks atau yang tidak jelas terkait gempar bumi maupun tsunami, karena informasi resmi hanya dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Geofisika Malang. (*)
Pewarta | : Binar Gumilang |
Editor | : Irfan Anshori |