TIMES JATIM, KEDIRI – Ratusan ekor kelinci dari berbagai wilayah di Indonesia ambil bagian dalam Kediri Rabbit Show (KERIS) tahun 2023. Perhelatan ini merupakan yang ketiga kalinya digelar. Berbeda dari perhelatan sebelumnya, juri yang bertugas untuk menilai kelebihan kelinci-kelinci tersebut berasal dari luar negeri. 

Dari empat juri yang bertugas menilai dua berasal dari Amerika Serikat, satu dari Malaysia dan satu juri lainnya dari Indonesia. Ketua Panitia Kediri Rabbit Show ke 3 Bandot Prasetyo mengungkapkan perhelatan yang digelar berkolaborasi dengan DKPP Kabupaten Kediri ini , bertujuan untuk memperlihatkan potensi  kelinci di Kabupaten Kediri. 

"Kita ingin menunjukkan kalau kelinci tidak hanya bisa menjadi pets atau peliharaan. Tapi kelinci juga bisa menjadi kelinci hias untuk kontes serta bisa juga dibudidayakan menjadi kelinci pedaging," tuturnya Minggu, (26/11/2023). 

Bandot menambahkan Kediri Rabbit Show ke 3 berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu sampai Minggu (25-26/11/2023). Pada hari pertama 220 ekor kelinci menjadi peserta, sementara di hari kedua ada sekitar 54 ekor.

Kelinci-kelinci tersebut dinilai secara detail oleh para juri internasional tadi, mulai dari kesehatan, bentuk badan, bulu dan warna. Untuk warna salah satu yang dinilai adalah kesesuaian antara warna bulu dengan warna mata. 

"Untuk peserta berasal dari berbagai kota di pulau Jawa seperti dari Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ada juga dari Makassar," tuturnya. 

Kehadiran juri internasional, diakui pembudidaya kelinci menjadi nilai plus tersendiri untuk ajang kali ini. Dengan adanya juri internasional, bisa meningkatkan standar dan ilmu bagi para pembudidaya.

"Kita jadi punya standar yang lebih tinggi lagi," ujar salah satu pembudidaya kelinci di Kediri Gandi Saputra, yang juga ketua Perkumpulan Pembudidaya Kelinci Kediri Raya. 

Selain itu dengan adanya Kediri Rabbit Show ketiga bisa kembali menambah semangat para pembudidaya kelinci di Kediri yang sempat turun akibat pandemi. 

Sementara itu plt Kepala DKPP Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengungkapkan budidaya kelinci di bumi panjalu sudah berjalan sejak lama. Di beberapa wilayah seperti Wates dan Plosoklaten, kuliner sate kelinci bahkan sudah menjadi ikon wilayah tersebut.

Budidaya tersebut didorong semakin berkembang, baik itu kelinci hias untuk kontes ataupun kelinci pedaging. Hal itu mengingat budidaya kelinci memiliki peluang ekonomi yang besar. 

Mulai dari budidaya kelinci itu sendiri, produk turunan seperti kulit aksesoris, pembuatan pakan dan kandang. Serta dari segi pariwisata untuk  menarik minat masyarakat luas dan juga edukasi. 

"Para pembudidaya diharapkan bisa terus mengembangkan potensi kelinci Kabupaten Kediri, karena peluang pasar sangat luar biasa, masih terbuka sekali. Baik lokal, nasional dan internasional dengan segala jenis kelinci Yaang berbeda," ujarnya. (*)