TIMES JATIM, BATU – Menjelang hari raya Imlek yang jatuh pada (1/2/2022) berbagai aksesoris Imlek mulai terpasang di pusat-pusat keramaian seperti mall dan pusat perbelanjaan. Salah satunya, Kelenteng Kwan Im Tong. Kesibukan terlihat di tempat peribadatan yang berada di pojok Jalan Simpang Empat Selecta, Kota Wisata Batu ini.

Keberadaan bangunan yang didominasi warna merah dan emas yang mencolok serta arsitektur yang menarik perhatian. Tidak banyak yang tahu kapan Kelenteng ini berdiri. Bahkan berdirinya Kelenteng ini berawal dari sebuah patung Dewi Kwan Im setinggi 30 cm yang terbuat dari Kayu Cendana yang didapatkan dari Tiongkok.

Awalnya patung Dewi Kwan Im ini berada ditempat pemujaan pribadi, namun lama kelamaan karena banyak umat Khonghucu yang datang melakukan sembayang ditempat ini, hingga akhirnya Kelenteng Kwan Im Tong berdiri pada tahun 1960.

Untuk memasuki Kelenteng ini, kita harus melalui Men Lou Wu, sebuah paduraksa yang diatasnya terdapat Xing Long, naga besar berwarna emas yang menjaga huo zhu, mutiara dalam bentuk api. Di halaman Kelenteng kita akan menemui hiolo, sebuah tempat untuk menancapkan dupa yang terbuat dari semen. Hiolo ini diapit shi zi, sepasang patung singa yang terbuat dari batu.

Dulu pada saat-saat tertentu digelar pertunjukkan Wayang Titi, boneka wayang berbusana ala China. Cerita yang dibawakan adalah kisah China yang diiringi musik mirip dengan music yang selalu dibawakan saat pertunjukkan Barongsai.

Kelenteng ini menempatkan Dewi Kwan Im, Dewi welas asih dan penyayang sebagai Dewa utama. Karena itulah satu-satunya Kelenteng di Kota Batu ini diberi nama Kwan Im Tong. Ditempat ini, banyak patung Dewa yang sebagian besar berasal dari Tiongkok.

Termasuk patung Dewi Kwan Im yang terbuat dari kayu yang usianya sudah diatas 100 tahun. “Kelenteng ini tuan rumahnya Dewi Kwan Im,” ujar pengurus Kelenteng Kwan Im Tong, Handy Wijaya.

Menurut Handy Imlek tahun ini dimungkinkan para umat dari luar Kota akan bersembayang ke Kelenteng ini. “Namun perkiraan kita, jumlahnya tidak banyak, kisaran 20 orang. Tahun ini sama seperti tahun-tahun saat pandemic Covid-19, kita tidak melaksanakan perayaan Imlek, hanya ibadah biasa,” ujarnya.

Ritual Kimsin atau membersihkan altar dan patung dewa sudah dilaksanakan pekan yang lalu. Pengurus Kelenteng mengawali dengan membaca doa dilanjutkan dengan memindahkan patung dewa oleh pengurus, karena hanya pengurus yang diperbolehkan memindahkan patung Dewa. (*)