TIMES JATIM, BANYUWANGI – Keluarga Pelajar Mahasiswa Banyuwangi Surabaya (KPMBS) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) berkunjung ke Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (21/1/19). Kedatangan insan akademis ini guna mempelajari lebih jauh mengenai Suku Using, suku khas Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa.

“Pembelajaran ini tentunya sangat bermanfaat untuk kami guna menambah wawasan dan pengetahuan. Sebagai mahasiswa, kami berupaya melestarikan budaya dan peradaban Banyuwangi melalui tulisan maupun kajian dari para akademisi,” ungkap Ketua KPMBS UINSA, Mas Deni Hidayat, Rabu (23/1/19).

Menurut Mas Deni, dipilihnya kunjungan study ke Banyuwangi, karena potensi di wilayah ini sangat mumpuni dan bisa bersaing, baik dalam nasional maupun dunia internasional. Pihaknya mengaku sangat tertarik dan ingin belajar mendalami bersama dengan rekan-rekannya.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh Budayawan Banyuwangi, Andik. Sembari menikmati hidangan roti klemben dan kopi khas kemiren, Andik menceritakan sejarah lahirnya Banyuwangi kepada para mahasiswa. Alunan suara angklung dan gamelan khas Banyuwangi menambah hangat suasana jamuan.

“Sejarah Banyuwangi dimulai dari perang yang ada terjadi di Puputan Bayu pada tahun 1771M. Setelah itu tumbuh dan sejarah kebudayaan yang terdapat di Banyuwangi seperti Seblang, Gandrung, Barong Kemiren, Puter Kayun, dan rumah adat Suku Using,” ujar Budayawan Banyuwangi, Andik.

Tak hanya menceritakan sejarah Banyuwangi, Andik juga menjelaskan bagaimana sejarah toponim beberapa tempat di Banyuwangi, seperti sejarah toponim Kemiren, Cungking dan Bakungan.

Usai pemberian materi dan mengkaji sejarah Blambangan, pemuda yang tergabung dalam Keluarga Pelajar Mahasiswa Banyuwangi Surabaya UIN Sunan Ampel Surabaya ini berusaha langsung menelisik sejarah berdasarkan data lapangan. Mereka juga menyempatkan berkunjung ke museum rumah adat suku Using, Pesarean Buyut Cili, Kelurahan Desa Kemiren, dan diakhiri ziarah ke makam Bupati Banyuwangi pertama, yaitu Mas Alit.(*)