TIMES JATIM, PACITAN – Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan mengakui sosialisasi pencegahan perundungan di sekolah belum terlaksana secara merata. Plt Kepala Dindik Pacitan, Dr Ririh Enggar Murwati, menyampaikan hal itu saat ditemui Kamis (2/10/2025).

“Nanti kami akan bekerjasama dengan Dinas PPKB-PPPA untuk melakukan sosialisasi ke sekolah. Sebenarnya itu sudah, tetapi belum merata semuanya, harapan kami ke depan semua sekolah,” ujarnya.

Ririh menambahkan, sasaran sosialisasi tidak hanya ditujukan kepada siswa. Guru dan orang tua juga menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan.

“Utamanya kami Guru, anak-anak juga terus nanti orang tua,” tambahnya.

Sementara itu, menurut data dari Dinas PPKB dan PPPA Pacitan, kasus kekerasan anak masih cukup tinggi. Selama semester pertama 2025, tercatat 23 kasus, dengan pencabulan sebagai kasus terbanyak yakni 6 laporan.

Kepala Dinas PPKB dan PPPA Pacitan, Jayuk Susilaningtyas, sebelumnya mengatakan kasus tersebut merupakan laporan resmi yang sudah ditangani dan didampingi. Namun, ia tidak menampik kemungkinan masih ada kasus yang belum terungkap.

“Ini yang terlaporkan dan sudah kita dampingi. Mungkin masih banyak lagi yang belum muncul ke permukaan,” ujar Jayuk, kepada TIMES Indonesia, Kamis (24/7/2025) lalu.

Rincian kasus lainnya yaitu KDRT 4 kasus, penelantaran anak 2, pelecehan seksual 1, pornografi 1, bullying disertai kekerasan fisik 1, serta penyimpangan seksual 8 kasus.

Sebaran kasus terjadi hampir di seluruh kecamatan. Kecamatan Pacitan tercatat paling tinggi dengan 7 kasus. Tulakan 4 kasus, Arjosari 3 kasus, Nawangan 2 kasus, Tegalombo 2 kasus, dan Ngadirojo 2 kasus. Kecamatan lain seperti Sudimoro, Bandar, Donorojo, Punung, Pringkuku, dan Kebonagung melaporkan 1–2 kasus sporadis. (*)