https://jatim.times.co.id/
Berita

Kisah Pinandita Agama Hindu di Bondowoso Jadi Donatur Kifayah Umat Islam

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 17:54
Kisah Pinandita Agama Hindu di Bondowoso Jadi Donatur Kifayah Umat Islam Pinandita atau pemangku Agama Hindu di Kabupaten Bondowoso I Wayan Sindia (menggunakan blangkon) saat mengikuti rapat koordinasi dengan Pemkab Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BONDOWOSO – Memiliki nama lengkap I Wayan Sindia SH. Dia merupakan tokoh Agama Hindu yang hidup di tengah-tengah masyarakat mayoritas muslim. 

Pinandita atau pemangku Agama Hindu di Kabupaten Bondowoso ini bertempat tinggal di Rt 14 Kelurahan Nangkaan Kecamatan Bondowoso. 

Sudah berpuluh tahun dia bersama keluarga hidup di lingkungan yang mayoritas beragama Islam. Dia menetap di Bondowoso sejak 1981 lalu. 

I Wayan Sindia diterima baik oleh masyarakat setempat. Bahkan pura tempat umat Hindu bersembahyang berdiri kokoh di tengah-tengah pedukuhan tersebut. 

Tidak hanya diterima dengan baik, rohaniawan Agama Hindu ini juga beradaptasi dengan tradisi umat Islam di sana. Bahkan I Wayan juga menjadi donatur tetap iuran rukun kifayah di sana. 

Rukun kifayah adalah istilah yang digunakan masyarakat khususnya yang beragama Islam untuk menarik iuran. 

Dana tersebut digunakan ketika ada warga yang meninggal dunia, misalnya untuk beli kain kafan, perbaikan keranda, sumbangan untuk kebutuhan tahlilan dan digunakan untuk beberapa keperluan lain tergantung kesepakatan bersama. 

Pada TIMES Indonesia, I Wayan Sindia menjelaskan, sebagai manusia dirinya sadar pasti akan membutuhkan orang lain dalam kehidupan sosial sehari-hari. 

Apapun latar belakang dan keyakinan seseorang kata dia, dalam kehidupan sosial pasti tidak bisa lepas hubungan dengan manusia lain. 

“Terutama saat tidak bisa bergerak, apalagi saat meninggal dunia. Masak mayat kita bisa jalan sendiri,” kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (30/8/2024). 

Oleh karena itu, dia aktif dalam setiap kegiatan sosial kemasyarakatan. Bahkan dia juga aktif masuk organisasi di kelurahan Nangkaan. 

Tokoh Agama Hindu ini juga dijadikan bendahara atau dipercaya mengelola keuangan kifayah di sana selama 20 tahun. “Namun sekarang tidak lagi karena ada gangguan pada mata,” terang dia. 

Tidak hanya jadi bendahara, dia juga menjadi donatur tetap rukun kifayah. Dia berkeyakinan doa umat Islam juga bisa memberikan keberkahan dalam hidupnya dan leluhurnya yang sudah meninggal dunia. 

“Hikmah itu dirasakan pada saat hidup. Sampai detik ini saya umur 68 tidak pernah ada apa-apa, sehat selalu, berarti doa mereka buat kami diterima,” kata dia penuh keyakinan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, I Wayan Sindia selalu menerapkan prinsip hidup rukun, damai dan bersosial. Sehingga ia mudah diterima, bahkan pura umat Hindu ada di tengah-tengah masyarakat mayoritas Islam. 

Tidak hanya itu, salah seorang anaknya juga menjadi mualaf (masuk Islam) pada tahun 2011 lalu. Bahkan cucunya kini menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo. 

Dirinya tidak melarang saat anaknya masuk Islam. Sebab dia berkeyakinan, bahwa semua agama membawa keberkahan. Hanya saja cara ritualnya yang berbeda. 

Keberkahan itu akan ada jika pengabdian kepada Tuhan dan masyarakat dilaksanakan dengan tulus ikhlas.

Pria kelahiran Bali, 24 Januari 1956 ini juga mengungkapkan, saat anaknya masuk Islam dirinya tidak mempermasalahkan. 

Terpenting baginya tetap menjaga kejujuran, rukun dengan keluarga, mengabdi pada orang tua, dan selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat. 

“Itu kerukunan. Soal keyakinan urusan pribadi. Karena Tuhan itu Tuhan satu. Agama apapun, etnis apapun, suku apapun menyembah Tuhan satu, cuma caranya berbeda,” terang dia. (*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.