https://jatim.times.co.id/
Berita

Ini Kisah Unik Santri Genggong yang Juara di Kejurprov Kick Boxing Jatim

Kamis, 02 Desember 2021 - 13:01
Ini Kisah Unik Santri Genggong yang Juara di Kejurprov Kick Boxing Jatim Gus Haris bersama Mardiono, seorang santri yang berprestasi. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Siapa kira, Mardiono, seorang santri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong (PZH) Pajarakan Probolinggo, Jawa Timur, dapat meraih medali emas di Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Kick Boxing 2021. Semua prestasi itu dinilai merupakan iringan doa para guru di pesantren.

Pria yang akrab disapa Dion ini, rupanya sudah sejak kanak-kanak hidup di PZH Genggong. Bahkan hampir seluruh usianya, ia habiskan melanglang buana mencari ilmu di pesantren.

Dion dikenal dengan sebutan santri tukang makan. Kalau makan, porsinya lebih banyak dari pada santri lainnya. Sebab, dalam benak Dion, kalau makanan tidak dimakan akan mubadzir.

Namun ketika dipanggil dan diperintah kiai atau pengasuh pesantren. Dion tak pernah punya alasan untuk mengatakan tidak. Bagaimanapun kondisinya, ia tetap berangkat.

Meski ia sedang makan sekalipun, Dion rela meninggalkan makanannya atau kesibukan pribadinya. Sebab, bagi dirinya, hidupnya dalam pesantren adalah sebuah pengabdian pada kiai dan guru.

Gus Haris bersama Mardiono a

Gus Haris bersama Ketua Kick Boxing Probolinggo. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

“Simpan dulu makanannya, kalau sudah selesai makan lagi nanti,” kata Dion saat ditemui TIMES Indonesia di pondok, Kamis (2/12/2021).

Selain mencari ilmu di penjara suci itu, Dion selalu mengerjakan tugas dari kiai atau pengasuh pesantren dengan giat. Meski dia tak jarang mendapat omelan, Dion menganggap itu sebagai rasa cinta gurunya pada dirinya. Agar ia bisa menjadi lebih baik.

Sejak tahun 2015 lalu, Dion sudah ikut berpartisipasi dalam perguruan Gasmi Saiful Islam Genggong. Sejak itu lah, perjalanan hidup Dion menjadi pendekar santri dimulai. Dua tahun berlatih, ia diikutkan dalam ajang kejuaraan daerah. Dion pun berhasil menyumbang prestasi disana.

Begitu pula dalam Kejurprov Kick Boxing Jatim 2021, Dion juga berhasil menorehkan prestasi dan mendapatkan Medali Emas. Ia masuk di kategori kelas berat. Sebelum mendapatkan juara, ia harus bertarung melawan beberapa musuhnya.

Dion tak menyangka, di babak final, tubuhnya masih cukup lincah untuk mengayunkan pukulan. Pada babak itu, ia harus melawan musuhnya dalam 3 ronde. Cukup melelahkan.

“Tubuh dan nafas saya alhamdulillah masih kuat. Saya nggak nyangka juga. Barakah dan doa guru ini,” sebut santri berdarah Kalimantan Timur itu.

Menanggapi santri juara itu, Pengasuh PZH Genggong, dr. Moh. Haris Damanhuri mengaku turut bangga atas prestasi itu. Tentu, apa yang diraih saat ini tak luput dari usaha para santri dalam berlatih.

Terlepas dari itu, para santri atlet tersebut merupakan santri yang pekerja keras dan suka membantu melakukan pekerjaan berat dengan suka rela, seperti angkat-angkat barang dan sebagainya.

“Tanpa disadari, ini menjadi manfaat untuk melatih fisik mereka. Sehingga ketika mendapat latihan singkat, mereka bisa beradaptasi dengan cepat dan mampu bersaing dengan lawan hingga menorehkan prestasi,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Haris itu.

Itu juga, kata Gus Haris, tak lepas dari gaya hidup santri mereka yang sudah terbisa hidup prihatin dan kerja keras. Serta ketulusan hati pada gurunya. Sehingga, itu menjadi modal mereka untuk berprestasi di ajang bergengsi.

Terlebih lagi, Pesantren memiliki perguruan silat seperti Tiger Bar, Pagar Nusa, Gasmi, Kick Boxing dan sebagainya. Namun, adanya perguruan tersebut bukan untuk menjadi santri sebagai preman dan angkuh pada orang lain. 

Melain untuk menjaga fisik dan stamina para santri di pesantren agar tetap sehat secara jasmani sehingga dapat menorehkan prestasi dan membanggakan pesantren.

Namun yang terpenting, kata Gus Haris, sehebat apapun di lapangan, santri harus tetap menjaga akhlaknya. Karena di pesantren, santri diajarkan untuk beretika dalam bersikap, mengutamakan adab sebelum ilmu. Karena tanpa adab dan akhlak, mereka tak layak disebut santri.

“Prinsipnya itu, tantang menantang, tapi tak surut bila ditantang. Sejago apapun, tetap utamakan adab sebelum ilmu. Tanpa itu, tak layak disebut sebagai santri,” tegas Gus Haris.

Sebagai informasi, Mardiono, seorang santri Pesantren Zainul Hasan Genggong  berhasil menorehkan prestasi di Kejurprov Kick Boxing 2021. Ia berhasil menaklukkan sejumlah lawannya dan membawa pulang medali emas. (*)

Pewarta : Abdul Jalil
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.