TIMES JATIM, BANYUWANGI – Demi menjamin kualitas makanan untuk anak, sebanyak 53 chef dari 31 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah termasuk Banyuwangi mengikuti Uji Kompetensi Chef Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat menjelaskan, uji kompetensi yang diadakan bagi para juru masak Dapur MBG itu, memiliki tujuan utama yakni menjamin penyajian makanan sesuai dengan aturan baku Badan Gizi Nasional (BGN) dan petunjuk teknis sertifikasi nasional.
Selain aspek tersebut, Amir menambahkan, penilaian juga menekankan untuk setiap chef harus mampu memastikan rasa makanan sesuai dengan selera anak-anak.
“Yang perlu diperhatikan yakni memastikan makanan wajib sehat, wajib aman, dan disukai anak dengan bentuk, warna, dan punya cita rasa yang tinggi," katanya Selasa (4/11/2025).
Namun begitu, masih kata Amir, yang perlu digaris bawahi adalah tidak boleh menggunakan MSG atau penyedap rasa dalam masakan MBG.
"Tetap harus menggunakan bahan alami untuk makanan. Jadi bagaimana para chef membuat makanan enak tanpa menggunakan penyedap rasa,” ujarnya.
“Dengan sertifikat Chef Dapur MBG, para pengelola makanan akan bekerja berdasarkan standar baku gizi nasional. Ini juga menjadi bentuk profesionalisasi peran mereka agar pelayanan semakin optimal,” imbuh AMir.
Amir berharap ke depan seluruh dapur MBG di Banyuwangi dikelola oleh tenaga yang telah tersertifikasi.
“Kami ingin kualitas gizi yang diberikan kepada anak didik dan masyarakat penerima manfaat semakin baik dan konsisten di semua wilayah,” cetusnya.
Untuk diketahui, uji kompetensi bagi chef dapur MBG ini diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Pesona Indonesia bekerja sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Kegiatan uji kompetensi bagi chef dapur MBG digelar di Hall Hotel Santika Banyuwangi, Minggu (2/11.2025). Kegiatan tersebut juga dibarengi dengan penyerahan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasa Boga (LHSJ) kepada 13 SPPG di Banyuwangi.
Ketua panitia penyelenggara, Bayu Perkasa, mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh para peserta, bahkan dari luar daerah.
“Total ada 53 chef dari 31 SPPG, baik dari Banyuwangi maupun luar daerah. Pesertanya cukup beragam, bahkan ada yang datang dari Bangka Belitung dan Madura untuk mengikuti uji kompetensi Chef MBG kali ini,” jelasnya.
Dalam proses uji kompetensi, setiap peserta diwajibkan membawa dan mempresentasikan makanan hasil olahan dari dapur SPPG masing-masing. Kelayakan menu, kebersihan, serta kandungan gizinya menjadi aspek penting dalam penilaian.
“Dengan adanya sertifikasi ini, para chef dapur MBG diharapkan mampu memberikan pelayanan pemenuhan gizi yang lebih baik, terutama bagi anak didik dan kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, dan balita (B3),” kata Bayu. (*)
| Pewarta | : Anggara Cahya |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |