https://jatim.times.co.id/
Berita

Mengenal Perbedaan Kesenian Kentrung di Lamongan dengan Daerah Lain

Kamis, 17 Maret 2022 - 16:10
Mengenal Perbedaan Kesenian Kentrung di Lamongan dengan Daerah Lain Muda-mudi belajar kesenian kentrung, dalam pelatihan kentrung.

TIMES JATIM, LAMONGAN – Kesenian kentrung banyak dikenal di berbagai di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Namun setiap daerah, termasuk di Lamongan, memiliki ciri khas tersendiri dalam penyajian kesenian tradisional jenis sastra lisan atau seni bertutur yang dibalut dengan iringan tabuhan terbangan atau gendang tersebut.

Merujuk dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kesenian kentrung berasal dari Tuban, pada masa Wali Songo, yang kemudian menyebar ke berbagai daerah.

Seiring berjalannya waktu, saat ini seni kentrung sudah mengalami modifikasi, awalnya hanya dimainkan oleh seorang saja yang memainkan terbangan sekaligus bertutur, kini sudah ada yang mengiringinya.

pelatihan-kentrung-2.jpg

Modifikasi penyajian kesenian kentrung juga tak lepas dari kebudayaan lokal di masing-masing daerah, sehingga terdapat perbedaan dalam segi penyajian.

Salah seorang seniman Lamongan, Deni Jazuli, mengungkapkan ada beberapa kekhasan dalam penyajian kesenian kentrung di Lamongan, di antaranya adalah jenis alat musik yang dimainkan adalah terbang atau rebana.

"Isi cerita dari kentrung Lamongan juga memuat sejarah, syiar agama dan kebudayaan atau juga tontonan, tatanan dan tuntunan," kata Deni, Kamis (17/3/2022).

Perbedaan lain dari kentrung Lamongan dengan kentrung dari daerah lainnya, ungkap Deni, kentrung Lamongan adalah penampilan monolog, menggunakan jenis dalang ontang-anting di mana dalang juga merangkap sebagai panjak (penabuh alat musik).

"Kentrung Lamongan begitu khas dengan mengunakan pola tutur cerita yang kuat dengan hanya sedikit parikan, namun memungkinkan menggunakan syair-syair, selawat dan kalimat toyyibah," tuturnya.

Pola pukulan musik pada kentrung Lamongan juga sederhana, hanya berpola tung-tung-dang. Namun, suspensi pukulan mengikuti tangga dramatik alur cerita yang artinya ritme tabuhan bisa menjadi cepat dan penuh penekanan saat lakon cerita naik tangga dramatiknya.

"Kostum dalang juga berciri khas, yaitu memakai jubah dengan sorban dan igal persegi," kata Deni,

pelatihan-kentrung-3.jpg

Lebih lanjut Deni menjelaskan, beberapa ritual juga dilakukan oleh dalang kentrung Lamongan. Ritual tersebut diantaranya melakukan puasa 1 hari sebelum manggung, mencari informasi tentang desa atau tempat yang akan dijadikan lakon cerita, baik dengan bertanya pada sesepuh desa setempat, atau dengan cara spiritual.

"Dengan kata lain dalang kentrung Lamongan memiliki kesadaran tentang relasi hubungan antara dalang dengan Tuhan, manusia dan alam semesta," ungkap Deni.

Kentrung Lamongan biasanya dimainkan saat ada hajatan seperti pernikahan, sunatan atau juga ketika tingkepan. Juga biasa ditampilkan saat sedekah bumi, haul, peringatan lahirnya suatu daerah atau desa.

Namun seiring perkembangan zaman, kentrung Lamongan pun semakin memudar, semenjak ditinggal dalang kentrung Lamongan, Khusairi berpulang beberapa waktu silam.

"Keberlanjutan sastra tutur kentrung Lamongan menjadi perhatian semua pihak baik masyarakat, komunitas maupun pemerintah. Bila tidak ada satupun pihak yang berusaha untuk peduli dan melestarikannya, sudah dapat dipastikan kesenian Kentrung Lamongan akan tinggal cerita dan musnah tergerus zaman," kata Deni.

Demi menjaga kelestarian kesenian kentrung di Lamongan, beberapa hari lalu Deni bersama para pelaku seni Lamongan di Rumah Budaya Pantura, menggandeng sejumlah komunitas untuk menggelar pelatihan kentrung yang difasilitasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa timur.

Deni berharap, pelatihan tersebut mampu menggugah kembali semangat berkesenian kentrung Lamongan di kalangan pemuda, pelajar, mahasiswa dan masyarakat Lamongan.

"Kegiatan pelatihan kentrung Lamongan ini merupakan usaha nyata untuk melestarikan kentrung Lamongan yang hampir punah, karena semenjak ditinggal wafat oleh dalang kentrung Lamongan, H. Ahmad Kusairi, kesenian kentrung di Lamongan ini hampir punah," kata Deni. (*)

Pewarta : MFA Rohmatillah
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.