TIMES JATIM, PACITAN – Makam Ki Ageng Posong di Desa Semanten, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, kini semakin dikenal masyarakat sejak ditemukan pada 2023.
Berlokasi di sebelah barat Masjid Baitul Millah, makam Ki Ageng Posong ini telah direnovasi dan kini menjadi tempat ziarah bagi banyak orang, terutama pada malam Jumat Wage.
Tokoh masyarakat setempat, Nasyiin (50), menjadi sosok yang merawat makam tersebut. Namun, ia menolak disebut sebagai juru kunci.
"Saya bukan juru kunci, hanya saja saya yang membersihkan dan merawat makam ini," ujar Nasyiin saat ditemui, Rabu (12/2/2025).
Penemuan makam ini berawal dari cerita sesepuh desa yang menyebut adanya makam Ki Ageng Posong dengan tanda batu bata merah berbentuk persegi di belakang masjid.
Mendengar hal itu, Nasyiin menyampaikan kabar kepada Kyai Fu'ad dari Pondok Tremas untuk memastikan titik keberadaan makam.
"Dulu ada dua makam yang ditemukan, tetapi dengan petunjuk spiritual, Kyai Fu'ad meyakini salah satunya adalah makam Ki Ageng Posong," jelasnya.
Proses penggalian makam dibantu alat berat ekskavator, yang kebetulan digunakan dalam proyek di wilayah tersebut. Pada kedalaman sekitar 4–5 meter, ditemukan tanda makam berupa batu bata merah berbentuk persegi.
Setelah ditemukan, makam Ki Ageng Posong mulai ramai dikunjungi peziarah. Setiap malam Jumat Wage, sekitar 20–30 orang datang untuk berziarah.
Mayoritas berasal dari luar desa, bahkan ada yang dari luar kota, terutama para alumni Pondok Tremas.
"Kadang ada yang datang di hari biasa, tapi kalau malam Jumat Wage biasanya lebih ramai," kata Nasyiin.
Makam ini diyakini sebagai tempat peristirahatan Ki Ageng Posong, tokoh penyebar Islam di Pacitan yang berperan dalam membangun Masjid Baitul Millah bersama Ki Abdul Manan atas perintah Sunan Kalijaga.
Jejak Sejarah dan Keberkahan Makam
Menurut cerita sesepuh desa, Ki Ageng Posong bersama Ki Ageng Petung dan Syech Maulana Maghribi memiliki peran besar dalam penyebaran Islam di Pacitan.
Mereka disebut berhasil mengalahkan Ki Buwono Keling, seorang penguasa lokal di wilayah tersebut.
Meski makamnya menjadi tempat ziarah, Nasyiin menegaskan bahwa tidak ada larangan khusus bagi pengunjung. "Hanya saja, jaga adab saat berziarah untuk menghormati tokoh yang dimakamkan di sini," pesannya.
Fenomena Mistis di Masjid Baitul Millah
Menariknya, meski makam Ki Ageng Posong tidak dikaitkan dengan kejadian mistis, Nasyiin justru pernah mengalami pengalaman aneh di Masjid Baitul Millah.
"Kalau di makam tidak ada kejadian aneh, tapi di masjid itu yang sering saya rasakan. Kadang terdengar suara orang wudu atau salam di rumah saya, tapi saat dicek tidak ada orangnya," ungkapnya.
Meski begitu, Nasyiin tetap menganggapnya sebagai hal biasa. Ia berharap keberadaan makam ini dapat terus dilestarikan dan menjadi tempat yang memberikan keberkahan bagi masyarakat.
Makam Ki Ageng Posong kini menjadi saksi sejarah penyebaran Islam di Pacitan. Keberadaannya bukan hanya sebagai tempat ziarah, tetapi juga pengingat akan perjuangan para ulama dalam menyebarkan agama Islam. (*)
Oleh: Siska Juliani, Mahasiswa Magang Non Kependidikan STKIP PGRI Pacitan.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Misteri dan Keberkahan Makam Ki Ageng Posong di Pacitan
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |