TIMES JATIM, LUMAJANG – Sudah sudah dua pekan lebih, Gunung Semeru terpantau mengeluarkan lava pijar pada malam hari. Meski tidak sebesar sebelumnya, masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Laporan dari Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, pada Selasa (12/3/2020) malam, ada guguran lava pijar dengan jarak luncur sejauh 500 meter ke arah Besuk Kobokan. Sinar api juga terlihat setinggi 50 meter di atas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Pengamatan keesokan harinya, Gunung Semeru sempat tertutupi kabut. Guguran terhitung satu kali dengan jarak luncur 750 meter. Namun, tidak ada asap yang keluar dari kawah Semeru.
David, warga Desa Kalibening, Kecamatan Pronojiwo membenarkan hal itu. “Lava pijar masih terlihat keluar sedikit,” Rabu (13/3/2020). "Sudah dua minggu lebih lava pijar masih terlihat," tambahnya.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo, menyampaikan sesuai laporan Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, hingga saat ini status Gunung Semeru tidak ada perubahan. “Masih aman, status Level II Waspada,” ucapnya.
Dengan kondisi saat ini, Wawan mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dekat Gunung Semeru. Khusunya di lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko). “Karena sebagai alur luncuran awan panas. Jadi harus diwaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Qomaruddin Hamdi (MG-249) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |