TIMES JATIM, SURABAYA – Berbagai bahan pokok dijual dengan harga jauh di bawah pasaran dalam program Pasar Murah ke-118 Pemprov Jawa Timur yang digelar di Magetan, Minggu (5/10/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menjaga daya beli masyarakat.
Selisih harga komoditas di pasar murah cukup signifikan. Beras premium misalnya, dijual seharga Rp14.000 per kilogram atau Rp70.000 per sak, lebih murah dari harga pasar yang mencapai Rp15.166 per kilogram dengan HET Rp14.900. Beras SPHP dijual Rp11.000 per kilogram atau Rp55.000 per sak, di bawah harga pasar Rp13.333 per kilogram dengan HET Rp13.500, dengan total stok mencapai 10 ton.
Komoditas lain seperti gula pasir dijual Rp14.000 per kilogram dari harga pasar Rp16.166 dan HET Rp17.500. MinyaKita dibanderol Rp13.000 per liter, lebih rendah dari harga pasar Rp15.900 dan HET Rp15.700. Telur ayam ras dijual Rp22.000 per pack, lebih murah dari harga pasar Rp27.000 per kilogram dan HET Rp30.000.
Bawang merah dijual Rp28.000 per kilogram dari harga pasar Rp33.666 dan HET Rp41.500, sementara bawang putih dijual Rp24.000 per kilogram dari harga pasar Rp30.000 dan HET Rp38.000. Komoditas lainnya seperti tepung terigu tetap dijual Rp10.000 per kilogram, dan daging ayam ras Rp33.000 per pack dari harga pasar Rp35.333 dengan HET Rp40.000.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan program ini dirancang untuk memastikan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah tetap dapat mengakses pangan dengan harga wajar.
"Ini ikhtiar menjaga keseimbangan harga, sekaligus mendekatkan akses sembako terjangkau langsung ke warga," ujarnya.
Selain menstabilkan harga, program pasar murah juga diintegrasikan dengan promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat. Menurut Khofifah, sinergi ini dapat menggerakkan ekonomi lokal dan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi pelaku usaha di daerah.
Pasar Murah Jatim akan terus berkeliling ke berbagai kabupaten/kota sebagai strategi jangka panjang dalam menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan di tingkat regional. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |