TIMES JATIM – Amerika Serikat keluar dari Dewan HAM PBB dan dekritnya telah ditandatangani Presiden Donald Trump, Selasa (4/2/2025). Israel pun mengekor di belakangnya.

Rabu (5/2/2025) malam, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar mengumumkan, bahwa Israel juga menarik diri dari Dewan HAM PBB.

"Israel bergabung dengan Amerika Serikat dan tidak akan berpartisipasi dalam Dewan HAM PBB," tegas Sa'ar seperti dilansir Times of Israel.

Ia menuding Dewan HAM PBB sudah terbiasa melindungi pelanggar hak asasi manusia. "Dan telah berupaya menjelek-jelekkan Israel, satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah," katanya.

"UNHRC secara tradisional melindungi para pelanggar hak asasi manusia dengan membiarkan mereka bersembunyi dari pengawasan, dan sebaliknya secara obsesif menjelek-jelekkan satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah," tuduh Sa'ar.

"Badan ini berfokus menyerang negara demokrasi dan menyebarkan antisemitisme, alih-alih memperjuangkan hak asasi manusia," tambahnya.

Pada April 2024, Dewan HAM PBB mengadopsi resolusi yang melarang ekspor senjata ke Israel karena perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Resolusi yang diadopsi oleh Dewan HAM PBB itu juga menyerukan agar Israel bertanggung jawab atas kemungkinan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza , dengan 28 suara mendukung, 6 menolak, dan 13 abstain.

Pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump menandatangani dekrit yang memerintahkan Amerika Serikat untuk menarik diri dari Dewan HAM PBB.

Keputusan itu termasuk pula penangguhan lanjutan pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), setelah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden menangguhkan pendanaan untuk badan tersebut pada Januari 2024. (*)