TIMES JATIM, PONOROGO – Polres Ponorogo terus mengembangkan kasus SPBU 'nakal' yang melakukan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM). Polisi melakukan pemeriksaan terhadap dua saksi tambahan untuk mengetahui adanya keterlibatan pelaku lain dalam kasus tersebut.   

Pihak polisi memanggil dua saksi tersebut untuk dimintai keterangan. "Ada dua saksi tambahan yang kami panggil lagi. Kedua saksi berinisial A dan R,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Maryoko, Rabu (19/6/2019).

Maryoko menyebutkan, A dan R merupakan karyawan SPBU tersebut. Keduanya dimintai keterangan di ruang penyidik Satrekrim Polres Ponorogo. 

Dari keterangan kedua saksi itu, pihak polisi tidak menemukan adanya keterlibatan para karyawan.

“Seluruh karyawan selama ini tidak mengetahui aksi keduanya. Karena kedua tersangka melakukan aksinya pukul 01.00 dini hari. Seluruh karyawan pulang usai SPBU tutup pukul 21.00,” ujarnya. 

Menurut Maryoko, saksi mengatakan bahwa sebenarnya ada closed circuit television (CCTV) yang ada di SPBU. Namun, entah mengapa tidak ada rekaman CCTV.

“Kemungkinan CCTV memnag dimatikan oleh kedua tersangka. Seluruh lampu dimatikan agar aksi tidak dicurigai warga setempat. Memang sudah terencana dengan baik dan rapi,” ungkapnya.
 
Terkait adanya keterlibatan orang dalam (oknum Pertamina), pihaknya belum dapat memberikan kepastian. dengan demikian pihaknya terus mencari petunjuk lain menjawab dugaan adanya oknum. 

“Untuk oknum dalam Pertamina masih belum ada. Kalaupun nanti ada petunjuk terkait dengan tersangka yang lain akan kita tindak lanjuti,” ucapnya. 

Diberitakan sebelumnya, Satreskrim Polres Ponorogo menetapkan dua tersangka dalam kasus BBM oplosan di SPBU di Desa Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo. Dua orang menjadi tersangka, yakni A (satpam SPBU) dan D (manajer SPBU). Dugaan pengoplosan dibongkar oleh polisi setelah mendapat laporan warga yang menginformasikan adanya SPBU 'curang' di wilayah Ponorogo. (*)