https://jatim.times.co.id/
Berita

Ahmad Nawardi Raih Anugerah Sapta Aghita 2025, Senator Sahabat Komunitas

Sabtu, 01 November 2025 - 20:02
Ahmad Nawardi Raih Anugerah Sapta Aghita 2025, Senator Sahabat Komunitas Senator DPD RI Ahmad Nawardi saat menerima Anugerah Sapta Aghita 2025 dari Wakil Ketua Dewan Pers di Surabaya, Sabtu (1/11/2025). (Dok.Pribadi)

TIMES JATIM, SURABAYA – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ahmad Nawardi menerima penghargaan bergengsi Anugerah Sapta Aghita (ASA) 2025 sebagai Senator Sahabat Komunitas Terbaik.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Ketua Dewan Pers, Totok Suryanto di Surabaya, Sabtu (1/11/2025). 

Penganugerahan ASA 2025 diberikan kepada tujuh tokoh yang dinilai memiliki kontribusi besar dalam penguatan komunikasi publik dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam jejak panjangnya, Nawardi dinilai layak menerima penghargaan ASA tersebut karena kiprahnya yang konsisten membangun kedekatan dengan berbagai komunitas. Terutama di akar rumput.

Selain dari Dewan Pers, hadir dalam penganugerahan ASA tersebut, Sekjen DPD RI Komjen Pol M. Iqbal, Ketua Dewan Pakar PWI Pusat Dr Dhimam Abror, Dewan Penasihat PWI Pusat Dr Agung Dharmajaya, Ketua PWI Jatim Lutfi L Hakim, perwakilan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Gubernur Jatim yang diwakili Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sherlita Ratna Dewi Agustin, sejumlah pimpinan OPD Pemprov Jatim dan OPD pemkab/pemkot, pejabat TNI-Polri, pimpinan organisasi profesi wartawan, beberapa pimpinan lembaga negara seperti Komisi Informasi, KPID, KPU, dan beberapa tokoh lainnya. 

Anugerah-Sapta-Aghita-2025-a.jpg

Profil Ahmad Nawardi

Ahmad Nawardi lahir di Sampang, Madura, 6 Maret 1974. Ia meniti jalan panjang sebelum akhirnya menjadi senator.

Anak seorang petani, ia bertumbuh di tengah kehidupan desa yang sederhana. Sejak kecil terbiasa membantu orang tua di sawah sambil belajar di langgar kecil milik kakeknya, KH. Muhammad Soleh.

Dari keluarga itulah Nawardi menyerap nilai kerja keras dan keikhlasan. Perjalanan pendidikannya ditempuh di pesantren Miftahul Ulum, Lumajang, sebelum kemudian kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Untuk bertahan hidup di kota besar, Nawardi sempat bekerja serabutan. Mengajar ngaji, menjadi kenek angkot, hingga menulis untuk media kampus.

Masa muda Nawardi diwarnai aktivitas organisasi. Aktif di PMII dan Lembaga Pers Mahasiswa, tempat ia mulai mencintai dunia jurnalistik. Ia menganggap menulis sebagai bentuk dakwah.

“Menulis bagi saya adalah dakwah dengan tinta,” ujarnya. 

Saat reformasi 1998 bergulir, Nawardi menjadi bagian dari gelombang mahasiswa yang menuntut perubahan. Dari situlah, Nawardi mengenal istilah parlemen jalanan, suara rakyat yang tumbuh dari bawah.

Selepas kuliah, Nawardi berkarier sebagai jurnalis di beberapa media, termasuk majalah Tempo. Dari dunia pers ia banyak belajar makna integritas dan keberanian menyuarakan kebenaran. 

Tahun 2009, Nawardi menjajal karier politik dengan maju sebagai calon anggota DPRD Jawa Timur dari PKB. Ia berkeliling dari desa ke desa tanpa modal besar, hanya semangat dan kepercayaan diri. Nawardi pun terpilih. 

Lima tahun kemudian, Nawardi melangkah ke Senayan sebagai anggota DPD RI dari Dapil Jawa Timur. Kampanye sederhananya, memakai kaos Timnas Indonesia di spanduk, menjadi simbol kecintaannya pada tanah air.

Di DPD RI, Nawardi kini menjabat sebagai Ketua Komite IV, yang membidangi ekonomi, keuangan, dan anggaran pembangunan. Ia terus memperjuangkan agar lembaga DPD memiliki kewenangan legislasi yang lebih kuat. 

Julukan “Senator Sahabat Komunitas” melekat padanya bukan tanpa alasan. Ia rutin turun ke lapangan menemui petani, nelayan, guru ngaji, dan para pelaku UMKM. Banyak komunitas di Jawa Timur mengaku merasakan langsung perhatian dan dukungannya.

Meski kini berkantor di Senayan, gaya hidup Nawardi tetap sederhana. Ia masih tinggal di rumah biasa di Surabaya, lebih sering bersarung daripada berdasi, dan tetap mengajar ngaji di sela waktu luang.

“Bagi saya, jabatan tertinggi bukan senator, tapi pelayan warga,” katanya suatu ketika dalam forum komunitas. 

Dalam sebuah buku, beragam tokoh menilai sosoknya inspiratif. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut perjalanan hidup Nawardi menggugah dan penuh keteladanan.

Mantan koleganya di Tempo, Bagja Hidayat, mengenal Nawardi sebagai wartawan gigih dan politisi berhati rakyat.

Bagi Nawardi sendiri, penghargaan ASA 2025 bukan tujuan, melainkan pengingat.

“Saya hanya santri yang kebetulan diberi amanah lebih. Semoga apresiasi ini menjadi penyemangat untuk memberikan yang terbaik dalam menjalankan amanah,” ucapnya rendah hati. 

Ahmad Nawardi meyakini, politik sejati adalah ruang pengabdian, bukan perebutan kuasa. Dan, politik yang berakar pada nilai dan cinta rakyat akan selalu menemukan jalannya.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.