https://jatim.times.co.id/
Berita

Tetap Waspada, Meski di Ponorogo Belum Ditemukan Pasien Terjangkit Leptospirosis

Senin, 13 Maret 2023 - 08:28
Meski Belum Ditemukan Kasus Leptospirosis, Warga Kabupaten Ponorogo Diimbau Waspada Abis Setyorini Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Ponorogo. (Foto:Dinkes Ponorogo)

TIMES JATIM, PONOROGO – Untuk saat ini di wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, memang belum ditemukan adanya pasien yang terjangkit leptospirosis. Meski demikian warga diimbau untuk tetap waspada terhadap leptospirosis.

Kabid Pencegahan  dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo  Anik Setyorini menjelaskan, sudah ada instruksi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur dimana semua daerah di Jawa Timur harus siaga leptospirosis.

Menurut Anik Setyorini, di Kabupaten Ponorogo pernah terjadi wabah leptospirosis tahun 2009, namun bisa dikendalikan. "Dan tahun 2022 lalu ada 2 warga yang terkena,  tapi bisa disembuhkan," kata Anik Setyorini Senin (12/3/2023).

Anik mengatakan, pihaknya akan turun ke wilayah Kecamatan Slahung karena wilayah tersebut berbatasan dengan Kabupaten Pacitan, "Karena Pacitan tengah dilanda wabah penyakit yang disebabkan hewan tikus itu hingga menewaskan 6 orang warga," ulas Anik.

Selain akan turun ke Slahung melakukan pemeriksaan terhadap warga yang berpotensi terkena leptospirosis, juga akan menyambangi daerah yang rawan banjir. 

Lebih lanjut Anik Setyorini mengatakan, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi.

Manusia bisa terkena leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri lestospira.

Abis-Setyorini-b.jpg

Gejala yang diderita, Anik Setyorini menjelaskan, umumnya mereka yang terkena wabah ini akan mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala, badan lemah, dan demam tinggi d iatas 38 derajat celcius.

Gejala ini pun bisa dialami penderita leptospirosis, misalnya muncul warna kemerahan pada area selaput mata, nyeri otot, hingga warna kekuningan (inkerik) pada mata dan kulit.

"Jika tidak ditangani, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati dan bahkan kematian," terang Anik Setyorini.

Orang yang mengalami gejala-gejala leptospirosis ini  hendaknya segera melakukan konsultasi ke dokter.

"Biasanya penanganan awal (leptospirosis) dilakukan dokter dengan memberikan antibiotik, hal ini bertujuan agar tidak memicu masalah akut kerusakan organ penting hingga kematian," paparAnik Setyorini, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Ponorogo. (*)

Pewarta : M. Marhaban
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.