TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Aisyah Ade Rahma seorang bocah perempuan yang masih berusia 12 tahun asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengidap penyakit hidrosefalus. Selama belasan tahun atau sejak ia lahir, ia berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
Putri dari pasangan suami istri Jalaluddin (40) dan Siti Ana Sari (32) asal Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, ini berat badannya hanya 30 kilogram. Aisyah Ade Rahma, yang akrab dipanggil Ade, tersebut hanya bisa berbaring lemas. Jika hendak duduk untuk makan dan minum, ia harus digendong.
Bocah cantik ini setiap harinya menghabiskan waktu di tempat tidurnya saja. Keinginannya untuk bermain bersama teman sebayanya tak bisa dilakukan karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan dan begitu memprihatinkan.
Ade kesulitan untuk berkomonikasi secara lisan. Ia hanya menggunakan bahasa isyarat untuk berbicara meskipun hanya bisa menganggukkan dan menggelengkan kepala saja kepada kedua orangtuanya.
Ade dikenalkan ke khalayak umum di acara Polri peduli disabilitas dalam rangka memeriahkan Hari Disabilitas Internasional pada Sabtu 3 Desember 2022. Dalam kegiatan itu, Ade, bersama para disabilitas lainnya hadir di Mapolres Probolinggo.
Jalaluddin (ayah Ade) menceritakan tentang keberadaannya selama ini. Sejak berusia sebulan ia lahir, sudah dibawa merantau ke Bali. Ia terpaksa dibawa merantau karena di rumah tidak ada yang menjaganya.
“Terpaksa harus dibawa merantau. Di Bali, Ade dirawat dengan fasilitas seadanya saja. Kami baru kembali ke Probolinggo, 9 bulan lalu hingga sekarang,” kata Jalaluddin, saat dihubungi kepada TIMES Indonesia, Senin (5/12/2022).
Sejak Ade lahir kata Jalaluddin, tidak pernah dibawa keluar rumah. Sebagian besar tetangga dan pemerintah desa tidak mengetahui kondisi putrinya yang menderita hidrosefalus.
"Memang sejak kembali ke Probolinggo sekitar 9 bulan lalu, anak saya tidak pernah diajak keluar rumah. Jadi warga dan pemerintah desa tidak tahu juga kalau saya punya anak dengan kondisi seperti ini dan penyakit yang dialami itu murni sejak lahir," tuturnya.
"Baru hari Sabtu (3/12/2022) kemarin anak saya diajak ke Polres Probolinggo, karena diminta perangkat desa. Kalau sebelumnya memang perangkat desa dan tetangga tidak ada yang tahu kondisi anak saya dan memang sudah dirawat sendiri di rumah," sambung Jalaluddin.
Kapolres Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi mengatakan, pihaknya baru saja mengetahui keberadaan Ade, yang menyandang penyakit hidrosefalus sejak lahir itu. Begitu dirinya mengetahui itu, pihaknya langsung memerintahkan jajaran untuk mengundangnya ke Mapolres setempat.
"Kami baru deteksi terkait anak ini, dan untuk kedepannya penanganan kesehatan akan kami tangani. Akan kami bantu untuk pengobatan Ade, dengan penyakit yang dideeritanya, semoga ada keberhasilan,” kata Kapolres Arsya.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, terkait penyakit adik Ade ini. Dan juga akan melakukan bantuan untuk keperluan lain-lain seperti kondisi keluarga atau ekonomi dan tempat tinggalnya layak apa tidak bagi mereka,” kata Arsya.
Diketahui, berdasarkan laman alodokter, hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak sehingga meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap oleh pembuluh darah. Fungsinya sangat penting, antara lain melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak.
Hidrosefalus seperti yang diderita Aisyah Ade Rahma, bocah perempuan asal Kabupaten Probolinggo, terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang. Hidrosefalus dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh bayi dan orang yang berusia 60 tahun ke atas.(*)
Pewarta | : Dicko W |
Editor | : Muhammad Iqbal |