TIMES JATIM, LAMONGAN – Hari ini menjadi momen yang sangat spesial, karena bertepatan dengan 1000 tahun Prasasti Cane. Sebuah prasasti pertama Raja Airlangga yang menggunakan simbol Garudamukha, sebagai tanda pemberian predikat desa sima swatantra di wilayah Kabupaten Lamongan.

Desa yang pertama kali mendapatkan penetapan sebagai desa sima swatantra itu adalah Cane, yang kini merupakan sebuah dusun yang masuk dalam wilayah Desa Candisari, Kecamatan Sambeng.

"Hari ini kita melaksanakan peringatan 1000 tahun ditetapkannya atau dikukuhkannya Garudamukha lencana di bumi Lamongan," kata Supriyo, seorang Pemerhati Budaya Lamongan, sekaligus panitia peringatan 1000 tahun Garudamukha, di Bumi Perkemahan Mahoni Raya, Desa Candisari, Rabu (27/10/2021).

Berdasarkan data dari Prasasti Cane, peristiwa penetapan Desa Cane (Candisari) sebagai sima swatantra tersebut terjadi pada tahun 943 kalender Saka di bulan Kartika. Jika dikonversi ke tahun Masehi, maka terjadi pada 27 Oktober 1021 Masehi.

"Prasasti Cane juga dikenal sebagai prasasti pertama Raja Airlangga yang menggunakan simbol Garudamukha sebagai lencana kerajaan. Peristiwa tersebut terjadi tepat 1000 tahun yang lalu di mana anugerah dari Sri Maharaja Airlangga diberikan untuk menghargai perjuangan dan bakti penduduk Cane kepada Raja Airlangga saat sang raja dalam kesulitan menghadapi serangan musuhnya," ujarnya.

Peristiwa penetapan Prasasti Cane ini, menurut Supriyo, juga bisa dimaknai sebagai peristiwa politik dimana Raja Airlangga menancapkan tugu kekuasan atas wilayah Cane dan sekitarnya. "Penetapan status desa sima swatantra ini ditandai dengan upacara Manusuk Sima dan pendirian prasasti batu yang saat ini tersimpan di mesum nasional dengan kode D25," ucapnya.

Supriyo menambahkan, berawal dari Cane itulah, Airlangga kemudian memperluas wilayah kekuasaannya, mulai dari wilayah Lamongan selatan hingga ke wilayah utara.

"Di akhir-akhir kepemimpinan Airlangga itu, prasastinya di sekitar Lamongan kota. Artinya ada perluasan kekuasaan, jadi wilayah Airlangga semakin lama semakin meluas. Berawal dari Desa Cane, berkembang sampai seluruh wilayah Kabupaten Lamongan dan beberapa kabupaten di sekitarnya," katanya.

Merujuk pada catatan sejarah yang tertulis dalam Prasasti Cane pada masa Airlangga tersebut, Desa Candisari pun ditetapkan sebagai desa tertua di Lamongan. Supriyo berharap dengan peringatan seribu tahun Garudamukha di bumi Lamongan tersebut dapat membangkitkan jatidiri masyarakat sebagai warga Lamongan sebagai seorang pejuang.

"Karena memang Airlangga itu memberikan status tanah sima atau tanah swatantra kepada desa-desa yang ada di Kabupaten Lamongan pada saat itu, adalah karena jasa-jasa penduduknya  yang berjuang bersama Airlangga mendirikan kerajaannya. Sehingga hak istimewa itu, atau sima swatantra itu dibarengi dengan pembebasan pajak bagi desa-desa penerima sima," ucap Supriyo.

Sementara itu, Kepala Desa Candisari, Hartono mengatakan, peringatan seribu tahun Prasasti Cane  Raja Airlangga tersebut dilakukan dengan beragam acara yang dikemas dalam Jambore Garudamukha, yang digelar di desa yang terletak di Lamongan selatan itu.

"Ada pertunjukan kesenian tradisional, seperti jaranan, penampilan wayang beber, prosesi teatrikal manusuk sima. Kami juga menggelar sarasehan seribu tahun Garudamukha untuk mengulas peristiwa bersejarah penetapan Prasasti Cane pada tahun 1021 M berikut implikasinya kepada masyarakat pada masa itu," kata Hartono, Kades Candisari Kabupaten Lamongan. (*)