TIMES JATIM, MALANG – Suasana tegang namun penuh semangat menyelimuti Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia (Kodiklat TNI) di Serpong. Di sana, gelaran Penataran Kader Organisasi Tingkat Purna (Tarkorna) XV Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (GM FKPPI) telah memasuki fase penggemblengan paling krusial pada Senin (15/12/2025).
Program ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan sebuah proses penyiapan kader strategis yang dirancang untuk menjawab kompleksitas tantangan bangsa menuju visi Indonesia Emas 2045.
Kurikulum Tarkorna XV dirancang secara holistik, memadukan tiga pilar utama: ketahanan fisik, ketajaman intelektual, dan keteguhan karakter kebangsaan. Sebelum masuk ke materi kelas, para peserta terlebih dahulu digembleng melalui serangkaian kegiatan outbound intensif yang dipimpin langsung oleh prajurit pelatih TNI. Gemblengan fisik dan mental ini bertujuan membangun fondasi karakter yang kokoh—jiwa korsa, kedisiplinan baja, dan mental pantang menyerah—yang menjadi prasyarat bagi seorang kader pemimpin.
“Kader GM FKPPI tidak boleh hanya menjadi penonton. Kita harus turut serta membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Partisipasi aktif dalam pembangunan Indonesia adalah harga mati bagi kader yang militan dan intelektual,” tegas Ketua Umum GM FKPPI, Dwi Rianta Soerbakti, MBA, dalam sesi materi pembuka yang membakar semangat peserta.
Arahan ini menjadi kompas utama yang menegaskan posisi kader GM FKPPI bukanlah sebagai pengamat, melainkan sebagai aktor utama dalam peta pembangunan nasional.

Memasuki hari Senin (15/12/2025), proses belajar mengajar (PBM) berlangsung sangat padat, dirancang untuk membekali kader dari berbagai dimensi strategis.
Dimensi Pertahanan dan Ideologi: Fondasi Negara
Sesi hari ini dibuka dengan materi mendalam tentang Komponen Pendukung Cadangan (Komcad) yang disampaikan oleh Kolonel Inf. Alwi B, S.Ag., M.M. Materi ini relevan dengan perkembangan sistem pertahanan semesta (Sishankamrata), di mana peran komponen masyarakat sipil yang terlatih menjadi semakin krusial.
Selanjutnya, fondasi ideologi diperkuat dalam sesi Aktualisasi Pancasila bersama pakar dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H., M.H., M.S. Pemahaman yang hidup dan kontekstual terhadap Pancasila dianggap sebagai modal utama kader dalam menghadapi derasnya arus pemikiran global. Materi dilengkapi dengan wawasan Pembinaan Teritorial dari Mabes TNI AD, yang menekankan pada pentingnya memahami dan mengakar di tengah masyarakat.
Dimensi Ekonomi dan Sosial: Kontribusi Nyata di Akar Rumput
Menjawab arahan Ketua Umum agar kader mandiri dan berkontribusi, sesi siang hari mengalihkan fokus ke sektor riil. Materi Ekonomi Kreatif & Inovasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI membuka peluang paradigma ekonomi baru.
Sesi ini diikuti dengan materi Transformasi Desa dari Kementerian Desa RI, yang menekankan pada peran pemuda dalam memacu kemandirian dan pembangunan di wilayah pedesaan sebagai pilar ketahanan nasional.
Dimensi Keamanan Nasional: Mempertajam Kewaspadaan
Puncak dan yang paling dinantikan dari hari ini adalah sesi yang diisi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dengan materi Intelijen Sosial & Resiliensi Nasional. Materi ini dirancang khusus untuk mempertajam kepekaan dan kewaspadaan kader terhadap berbagai bentuk ancaman nirmiliter—seperti radikalisme, disinformasi, dan konflik sosial—yang menggerus dari dalam di lingkungan masyarakat. Kemampuan untuk membaca tanda-tanda ancaman dan membangun ketahanan (resiliensi) komunitas menjadi skill wajib bagi kader masa kini.
Kombinasi unik antara tempaan fisik ala militer, penguatan ideologi oleh pakar negara, wawasan ekonomi pemerataan, dan pelatihan intelijen sosial oleh BIN membentuk sebuah paket pendidikan kader yang langka dan komprehensif.
Tarkorna XV GM FKPPI dengan jelas sedang berusaha mencetak apa yang mereka sebut sebagai “Kader Emas”—sebuah generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara fisik, berkarakter Pancasila, memiliki kepekaan keamanan nasional, dan siap turun tangan membangun dari desa hingga kota. Mereka dipersiapkan bukan untuk menghadapi dunia yang statis, melainkan untuk menjadi pionir dan penjaga gaung Indonesia Emas 2045 di tengah gelombang perubahan dan ketidakpastian global.(*)
| Pewarta | : Imadudin Muhammad |
| Editor | : Imadudin Muhammad |