TIMES JATIM, SURABAYA – Telkom Indonesia menggandeng Publisiana menggelar Pelatihan Jurnalistik dalam sebuah program Business Update Transformasi Telkom Indonesia.
Acara ini melibatkan para pewarta di Kota Surabaya dan menghadirkan sejumlah pemateri profesional selama dua hari berturut-turut mulai 23-24 Agustus 2023 di Telkom Landmark Tower.
Pemateri hari pertama yaitu Direktur Publisiana Rustam F Mandayun dengan mengusung materi Menjadi Jurnalis Profesional.
Kemudian Pakar Jurnalistik Imam Wahyudi dengan mengusung materi Elemen Jurnalisme dan M Taufiqurahman dengan mengusung tema News Gathering, Reporting, Riset dan Wawancara.
Pada kesempatan ini Imam Wahyudi mengatakan bahwa jurnalisme adalah nilai dan pencarian kebenaran.
Jurnalis juga merupakan profesi bagi orang cerdas dan bijak.
"Bukan untuk orang yang jahat," terang Imam Wahyudi, Rabu (23/8/2023).
Karena kerja jurnalisme membutuhkan informasi komprehensif dan akurat. Informasi itu terbagi menjadi realitas psikologis dan realitas sosiologis.
Selain itu, kredibilitas narasumber harus menjadi pertimbangan utama. Kredibilitas narasumber tersebut meliputi knowledge, kompetensi, integrity, personality dan desire.
Artinya, narasumber harus memiliki pengetahuan, kompeten dalam bidang yang dibicarakan, memiliki integritas, kepribadian dan tidak memiliki hasrat atau keinginan tertentu secara politis.
Jurnalis juga dituntut independen. Tidak asal menampung perkataan narasumber atau menelan mentah-mentah tanpa konfirmasi kepada pihak terkait.
Selain independen, nurani jurnalis juga harus berbicara dan memperhatikan dampak pemberitaan.
"Wartawan harus independen dan tidak ada konflik kepentingan," tandas kandidat doktor Universitas Padjadjaran itu.
Pengajar Politeknik Tempo, M Taufiqurahman mengusung tema News Gathering, Reporting, Riset dan Wawancara dalam paparan awal membuka dengan quote Joseph Pulitzer.
Kualitas suatu berita akan ditentukan oleh bahan pemberitaan. Namun tidak semua peristiwa bisa menjadi berita.
"Ada parameter yang harus dipenuhi," kata Taufiq.
Salah satu hal yang memperkuat kualitas seorang jurnalis adalah proses reportase secara detail.
Reportase akan turut memperkuat kualitas berita. Proses reka ulang peristiwa tersebut melatih insting para jurnalis di lapangan hingga menemukan data-data dan fakta baru. Cara penulisan juga harus akurat dan presisi.
"Akurasi itu mahkota jurnalis. Akurasi dan presisi menjadi nilai tambah sebuah berita," sambungnya.
Acara hari pertama ini ditutup dengan diskusi dan tanya jawab interaktif pada tiap sesi.
Sebelumnya, Pelatihan Jurnalistik Telkom Indonesia dibuka oleh Teddy Hartadi selaku EVP Telkom Regional V dengan didampingi oleh Sabri Rasyid selaku AVP External Communication, Andri Herawan Sasoko selaku VP Corporate Communication dan Rustam F. Mandayun selaku Direktur Publisiana. Diikuti beberapa jurnalis Jatim dan media intern Telkom.
Teddy berharap pelatihan jurnalistik yang kedua kalinya ini dapat menguatkan hubungan antara Telkomsel dan jurnalis bisa saling mendukung terutama dalam hal pemberitaan.
Modal jika ada informasi yang jelek, bisa dikonfirmasi terlebih dulu supaya berita yang beredar bisa dipertanggungjawabkan.
“Meminjam istilah rumah makan padang. Kalau nggak enak, tegur kami. Kalau enak, sebarkan ke masyarakat," ujar Teddy.
Pelatihan akan dilaksanakan selama dua hari, bertempat di Aula Telkom Landmark Tower Surabaya, diikuti kurang lebih 27 jurnalis dari berbagai media. Baik cetak, online, radio dan televisi.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |