TIMES JATIM, SITUBONDO – Senja menghadirkan suasana hangat dengan latar siluet pesawat-pesawat militer dan suara gemuruh mesin di kejauhan. Kerumunan tentara berdatangan, bekerja dalam sinergi dan suasana yang beragam namun penuh semangat.
Demikianlah pemandangan di Pusat Latihan Tempur Marinir Baluran, Situbondo, Jawa Timur, pada Sabtu, 9 September 2023 yang menjadi lokasi latihan gabungan Super Garuda Shield (SGS) 2023.
Super Garuda Shield tahun 2023 merupakan Latihan Gabungan Bersama tahunan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM) beserta negara-negara seperti Inggris, Singapura, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Papua Nugini, Perancis, Brunei Darussalam, Jerman, Filipina, Korea Selatan dan Timur Leste.
Cahaya senja menembus tenda penuh personel Marinir dan artillery Amerika di lokasi Latihan Garuda Shield. Di tengah kegembiraan dan keriuhan, Elizabeth, salah satu tentara perempuan asal Hawai, menceritakan pengalamannya.
Seruan tawa dan sorak sorai mengisi udara saat Elizabeth memulai ceritanya. “Kami semua sangat senang,” ungkapnya sembari melempar senyuman simpul menghiasi wajahnya yang berseri.
“Berlatih, bertemu teman baru, dan belajar mengenal budaya baru di Garuda Shield sangatlah menyenangkan. Kita belajar bagaimana bekerja sama, bagaimana untuk menghormati dan memahami satu sama lain. Itu bukanlah sesuatu yang bisa kita pelajari dalam buku atau kelas. Ini adalah pengalaman yang nyata,” kata Elizabeth saat berbagi cerita kepada Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf yang saat itu sedang melakukan peninjauan di lokasi latihan di Puslatpur Marinir Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu, 9 September 2023.
Ada nada hangat dalam suaranya saat dia menggambarkan kekagumannya pada pendekatan yang inklusif dan adaptif ini.
“Tentara di Garuda Shield sangat disiplin,” ucap Elizabeth dengan suara berat yang dipenuhi kekaguman. “Kami di sini berlatih dengan aman dan akurat. Ini adalah tugas kami sebagai prajurit, merencanakan operasi, dan memastikan melaksanakan perintah dengan tepat,” lanjutnya, wajahnya menunjukkan rasa tanggung jawab yang mendalam.
Namun, bukan hanya rasa disiplin dan belajar yang membuat hati Elizabeth dan tentara lainnya berdetak cepat. Sebaliknya, Elizabeth mengakui Ia datang ke Garuda Shield atas keinginan pribadi, serta dorongan yang diperkuat oleh perintah dari atasan mereka.
“Toh, bukan itu saja,” kenang Elizabeth dengan senyum cerah di wajahnya. “Kami juga datang untuk mencari pengalaman dan membangun jembatan persahabatan lintas budaya yang akan kami bawa pulang. Untuk kami, ini bukan hanya sebuah latihan militer. Ini adalah pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan membangun hubungan,” jelasnya sembari menatap ke lapangan latihan, matanya berbinar dengan semangat dan rasa persaudaraan.
Tentara lain dari Amerika Serikat, Christy, yang ditemui di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023) juga mengatakan hal senada dengan Elizabeth. Dengan mata yang berbinar Ia mengungkapkan antusiasmenya mengikuti SGS.
“Tempat latihan SGS ini salah satunya di pantai. Ini sangatlah menarik. Tapi yang lebih menarik adalah apa yang ada di lapangan, cara kita bekerja sama, belajar bersama, saling mengenal sehingga kita bisa melakukan sesuatu untuk kita semua,” ungkapnya dengan semangat.
Menurutnya, latihan Super Garuda Shield bukan hanya tentang manuver militer atau strategi tempur. Itu juga menjadi media bagi prajurit Amerika dan tentara Indonesia untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, mulai dari pengiriman bantuan dalam kasus bencana alam seperti gunung meletus dan banjir, hingga partisipasi dalam berbagai kegiatan sosial.
“Kami sangat bersyukur bisa berpartisipasi dalam latihan Super Garuda Shield ini,” pungkasnya.
Meskipun berada jauh dari rumah, Christy dan rekan-rekannya ternyata dapat menemukan kehangatan dan kerjasama dalam latihan militer antarnegara ini.
Colonel Paul Hayward, Deputy Commander Of Interoperability dari Amerika Serikat, juga menambahkan pandangannya tentang pentingnya latihan ini. Wajahnya yang serius dan pandangan tajam menggambarkan betapa pentingnya latihan ini.
“Latihan Garuda Shield ini sangat penting bagi kami Amerika Serikat dan teman-teman internasional yang ada di sini. Kami telah melihat sinergi dan kerjasama yang kuat yang telah dibangun oleh kita semua di sini,” ujarnya.
Menurutnya, selama latihan, tentara AS berusaha mengikuti adat dan tata cara lokal. Sementara perbedaan alat perlengkapan tidak menjadi masalah dengan banyaknya senjata produksi Amerika yang ada, ini sesuai dengan kebutuhan Garuda Shield.
Selain latihan militernya, Paul juga menceritakan soal keramahan dan pertemanan yang dibangun selama latihan. “Keramahan dan pertemanan yang dibangun saat latihan menjadi kenangan terindah saya,” tutupnya dengan senyum.
Di balik latihan yang intens dan keringat yang menetes, ada juga hiburan ringan melalui berbagai aktivitas yang mereka lakukan untuk mengisi waktu luang diantaranya, main kartu, bermain bola, berbagi cerita dan tawa menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Meski berlatar belakang berbeda-beda, mereka semua berhasil menemukan benang merah persahabatan dan kekompakan.
Pengalaman Seru dan Pembelajaran Baru Kapten Arm Rizky di Latihan Gabungan Super Garuda Shield
Diiringi suara gema meriam dan suasana pasca pertempuran yang kental dalam latihan gabungan Super Garuda Shield, ada sosok Kapten Arm Rizky dari Yonarmed 8 Uddhata Yudha asal Indonesia, berdiri tegas dan penuh semangat.
Ekspresi antusias dan penasaran terukir dalam sorot matanya. Baginya, latihan ini bukan hanya tempat mengasah kemampuan dan keterampilan, tapi juga wadah belajar dan mengumpulkan setumpuk pengalaman baru.
“Saya memiliki pengalaman baru, pelajaran baru, dan teman baru,” ujar Rizky mengenang momen tersebut.
Terlebih, latihan gabungan ini membuatnya mengetahui lebih dalam tentang variasi jenis arteleri yang digunakan oleh tentara negara lain. Meskipun memiliki kaliber yang sama, jenis meriam yang digunakan cukup beragam.
“Meriam mereka sudah otomatis,” cerita Rizky sambil menunjukkan mimik takjub. Berbeda dengan di batalyonnya, di mana proses penembakan meriam masih dilakukan secara manual.
Namun, dalam setiap perbedaan tersebut, Rizky hanya melihat pelajaran dan tantangan. “Ini bukan soal siapa yang lebih canggih atau modern, tapi bagaimana kita bisa belajar dan beradaptasi dari perbedaan tersebut,” ujarnya bijaksana.
Ia berharap, pengalaman ini dapat membantu mempersiapkan dirinya dan tentara Indonesia lainnya untuk bisa berdiri sejajar dan bersaing dalam dunia militer internasional.
“Meski berlatih dengan arteleri yang berbeda, namun tujuan akhirnya tetap sama: menjaga kedaulatan dan keamanan negara kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.
Menurutnya kesempatan belajar dari perbedaan di latihan gabungan Super Garuda Shield ini, akan menjadi bekal berarti bagi dirinya dan prajurit Indonesia lainnya.
“Di sini saya melihat betapa pentingnya belajar dan beradaptasi dengan perbedaan teknologi militer yang ada. Latihan gabungan Super Garuda Shield ini sangat seru, menggugah pengetahuan, dan tentunya, sangat berarti,” tutupnya.
Dengan semburat cahaya pagi di menara yang terletak tidak jauh dari Pantai Banongan, seorang perwira dengan tanda pangkat kolonel tampak sibuk memantau aktivitas. Dia adalah Kolonel Park, seorang petinggi angkatan bersenjata dari negara Korea, yang tengah berada di tengah-tengah kegiatan latihan gabungan.
Senyum percaya diri dan tatapan penuh antusiasme terpancar dari wajahnya, mengindikasikan kebanggaan dan minatnya yang besar dalam kegiatan militer ini.
“Saya sangat senang terlibat langsung dalam latihan ini,” ungkap Kolonel Park, nada suaranya bergema tegas dan bersemangat. Nada optimisme dan harapan bercampur dalam setiap katanya. “Kami ingin berpartisipasi dalam latihan ini lagi di masa mendatang,” imbuhnya.
Meski saat ini, dirinya hanya sebagai pengamat, Kolonel Park tidak menampik kemungkinan mereka akan berperan lebih aktif di masa depan.
“Kami hanya mengamati untuk saat ini. Tapi kedepannya mungkin kami akan bergabung. Karena kami adalah bagian tentara khusus Korea, jadi kami sangat tertarik dengan latihan khusus ini,” ucapnya.
Kolonel Park dan pasukannya sepertinya tidak sabar untuk kembali mendapatkan peluang berharga ini dan mengambil bagian secara aktif dalam latihan gabungan di masa mendatang.
“Yang jelas, pengalamannya di Super Garuda Shield ini akan menjadi kenangan yang berarti bagi kami,” ungkapnya.
Mayor Jenderal AS Jered Helwig Mengapresiasi Kerjasama Militer dengan Indonesia
Mayor Jenderal Angkatan Darat AS, Helwig, Komandan Komando Keberlanjutan Teater ke-8, yang juga menyaksikan SGS mengungkapkan latihan militer gabungan yang melibatkan AS, Indonesia dan berbagai negara lainnya latihan tersebut, sangat penting untuk pembelajaran timbal balik yang terjadi di lapangan.
“Latihan ini merupakan kesempatan langka untuk bekerja sama sebagai mitra, menggabungkan kemampuan yang kita miliki dan membangun kapasitas kita bersama Indonesia dalam membangun latihan gabungan ini dengan berbagai komponen dari AS dan berbagai negara lainnya,” ujar Helwig dengan entusias.
“Ini juga memberi kita peluang untuk belajar lebih banyak lagi tentang kerja sama,” tambahnya.
Helwig memberikan pujian tinggi kepada tentara Indonesia, seraya menggambarkan keberhasilan kerjasama yang sudah terjalin.
“Tentara Indonesia sangat handal. Kami sudah melihat kerjasama yang baik yang bervariasi dari satuan individu hingga level atasan. Kerja sama pasukan gabungan AS dan Indonesia sangat mengesankan,” kata Helwig, mengapresiasi kemampuan dan profesionalisme yang ditunjukkan oleh tentara Indonesia.
Di tempat yang sama, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memberikan tanggapannya terkait sejumlah agenda dan proses dalam Super Garuda Shield 2023. Dengan wajah serius, Ia menegaskan bahwa Super Garuda Shield masih menyisakan ruang untuk perbaikan.
Dikenal dengan kepemimpinan yang tegas, Margono mengungkapkan pandangannya saat diwawancarai awak media disela-sela kesibukannya meninjau proses Garuda Shield di Situbondo. “Masih ada banyak aspek yang perlu kita sempurnakan,” ujarnya dengan nada tegas.
Namun, tantangan yang diungkapkan Margono tidak menyurutkan semangat para tentara. Justru itu menambah semangatnya untuk mengembangkan latihan Super Garuda Shield 2023 untuk lebih baik lagi di masa mendatang.
“Dalam berbagai keragaman dan tantangan, prajurit kami telah menjalin persahabatan dan belajar tentang nilai kerjasama,” ujarnya dengan wajah sumringah.
Menurutnya melalui Super Garuda Shield ini akan menjaga kerjasama antar Negara serta menambah pengalaman baru bagi prajurit dalam negeri maupun luar negeri.
“Ini bukan hanya tentang belajar perang, tapi juga tentang membangun perdamaian dan kebersamaan serta membantu masyarakat yang ada disekitar tempat latihan,” terangnya.
Ia berharap Super Garuda Shield 2023 menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi setiap tentara. Sedikit demi sedikit, mereka belajar lebih banyak tentang diri mereka, tentang satu sama lain, dan tentang pentingnya persatuan dan kerja sama.
Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, yang berdiri disamping Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan kebanggaannya terhadap kerjasama antarnegara yang terjalin.
“Saya merasa sangat bangga melihat bagaimana Garuda Shield telah menjadi ajang pengalaman berharga untuk prajurit dari berbagai negara,” ujar Mayjen Farid dengan nada penuh rasa syukur.
“Ini bukan hanya tentang mengasah kemampuan militer, tetapi juga tentang membangun kerjasama dan persahabatan yang baik,” ucapnya.
Ia memuji semangat para prajurit dan dedikasi mereka dalam menjalankan setiap misi dan latihan. Ia yakin bahwa pengalaman mereka dalam Garuda Shield telah membentuk mereka menjadi individu yang lebih baik dan tentara yang lebih tangguh.
"Lewat Garuda Shield, mereka mendapatkan pengalaman yang tak ternilai. Mereka belajar bagaimana bekerja sama dengan prajurit dari negara lain, menghargai perbedaan, dan saling berbagi pengetahuan,” imbuh Farid.
Farid berharap, melalui pengalaman mereka di Garuda Shield ini, prajurit dari berbagai negara dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing di negara asal dan membentuk kerjasama yang kokoh dan tahan uji antar negara.
“Lewat latihan Super Garuda Shield ini, TNI dapat membangun rasa saling percaya dan persahabatan dengan negara peserta lainnya untuk mengantisipasi kontijensi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang," ucapnya
Cerita Elizabeth, Christi, Paul, Rizky dan Park ini menjadi gambaran dari apa yang dilakukan dan dirasakan oleh banyak tentara di Lapangan Latihan Garuda Shield. Pengalaman yang ada di lapangan, bagi mereka, menjadi lebih dari sekedar latihan militer, yang merupakan cakrawala baru dari pembelajaran, pengertian, dan persahabatan sejati yang mempererat ikatan antar-negara. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Super Garuda Shield 2023: Menjaga Harmoni di Tengah Keberagaman
Pewarta | : Syarifah Latowa |
Editor | : |