https://jatim.times.co.id/
Berita

Sedimen Menumpuk, Sebabkan Pacitan Kota Langganan Banjir

Rabu, 26 November 2025 - 10:30
Sedimen Menumpuk, Empat Titik di Pacitan Kembali Langganan Banjir Kota Banjir kota di sejumlah titik Pacitan pada 22 November 2025 lalu. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM – Banjir kota yang kembali terjadi di sejumlah titik di Pacitan pada 22 November 2025 lalu ternyata dipicu oleh sedimentasi yang menutup aliran sungai dan parit. Kondisi itu membuat air hujan tak dapat mengalir normal dan akhirnya meluap ke jalan-jalan utama.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi memicu perpindahan material tanah dalam jumlah besar. Sedimen itu kemudian menyumbat saluran di beberapa titik rawan.

“Akibat hujan terus-menerus, sumbatan yang terbawa air membuat sedimen semakin menumpuk. Karakter tanah di Pacitan juga mudah tergerus air,” ujar Radite, Rabu (26/11/2025).

BPBD bersama sejumlah dinas terkait mengklaim telah turun langsung ke lapangan untuk melakukan pembersihan. Namun, tingginya curah hujan membuat penanganan di beberapa titik membutuhkan upaya berulang.

Radite menyebutkan ada empat titik yang paling sering terdampak banjir kota. Di antaranya kawasan sekitar Kantor Kelurahan Pucangsewu, depan Telkom dan PLN, depan Asrama Polisi, sekitar Perpustakaan Daerah (Perpusda) lama, serta depan Kantor Kelurahan Pacitan.

Sejumlah wilayah tersebut sudah lama menjadi perhatian karena kerap terendam air. Pada 2018, banjir bahkan sempat masuk hingga area Pendopo Kabupaten Pacitan. Meski pengerukan sedimen telah dilakukan beberapa kali, luapan air tetap terjadi.

“Jalan Ahmad Yani, Letjen S Parman, dan sejumlah jalan protokol lainnya sudah kami bersihkan pascabanjir,” kata Radite.

Jalan-RE-Martadinata-Craken-Kulon.jpgKondisi sepanjang Jalan RE Martadinata Craken Kulon, Desa Sumberharjo, Pacitan kota pasca banjir belum ada yang mau membersihkan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Ia memastikan BPBD terus memantau titik-titik yang berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, pohon tumbang, hingga talud ambrol.

Radite memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari–Februari 2026. Ia mengingatkan kondisi cuaca saat ini tidak stabil dan mudah berubah.

“Bisa maju, bisa mundur. Saat ini memang musim hujan. Sewaktu-waktu cuaca bisa berubah, tadinya panas, tiba-tiba mendung lalu hujan,” ujarnya. 

Meski demikian, ia memastikan bahwa banjir yang terjadi beberapa waktu lalu tidak sampai merusak fasilitas umum. “Hanya meninggalkan lumpur,” tegasnya.

Sementara itu, pantauan di lapangan terdapat sisa sedimen masih terlihat di sejumlah titik, termasuk di sepanjang Jalan RE Martadinata, Craken Kulon, Desa Sumberharjo, Kecamatan Pacitan. Lumpur yang mengering membuat permukaan jalan licin dan rawan kecelakaan.

Rita Susanti (34), pengendara asal Kecamatan Pringkuku, mengaku nyaris tergelincir saat melintas di lokasi tersebut. “Takut terpeleset lewat situ pas habis hujan. Kok tidak dibersihkan ya,” ujarnya usai menghentikan motornya untuk memastikan kondisi ban.

Hingga Rabu siang, belum terlihat aktivitas warga maupun petugas yang melakukan pembersihan lanjutan di titik tersebut. Kondisi jalan yang licin masih dikeluhkan para pengguna jalan, terutama pengendara roda dua yang harus ekstra waspada saat melintas.

BPBD Pacitan mengimbau masyarakat tetap berhati-hati menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam dua bulan ke depan. Selain rutin melakukan pemantauan, petugas memastikan akan turun ke lapangan jika terjadi kejadian serupa guna meminimalisasi dampak terhadap aktivitas warga. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Bambang H Irwanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.