TIMES JATIM, JEMBER – Pemerintah Kabupaten Jember meluncurkan program Gerobak Cinta (Gerobak dan Rombong Bantuan Cipta Tangguh) sebagai bagian dari strategi penguatan ekonomi kerakyatan di daerah.
Program ini digulirkan secara masif oleh Pemkab melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Jember.
Kepala Diskopum Jember, Sartini, menjelaskan bahwa Gerobak Cinta tidak sekadar bantuan sarana berdagang, tetapi juga menjadi intervensi langsung untuk memperkuat ketahanan ekonomi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pedagang kaki lima (PKL), serta pedagang bahan pangan (mlijo).
“Gerobak Cinta adalah bentuk kehadiran pemerintah di jantung ekonomi rakyat. Ini upaya konkret untuk menciptakan lapangan kerja dan menjaga stabilitas perputaran ekonomi harian,” kata Sartini, Selasa (4/11/2025).
Setiap unit gerobak dalam program ini dilengkapi dengan kotak pendingin terintegrasi guna mengurangi tingkat kerusakan bahan pangan seperti ikan, ayam, dan daging.
Dengan sistem penyimpanan yang lebih efisien, pedagang diharapkan mampu menekan kerugian dan meningkatkan pendapatan harian.
Sartini menambahkan, meski sektor perdagangan besar dan eceran telah menyumbang sekitar 14,82 persen terhadap PDRB Jember, banyak pelaku usaha mikro masih menghadapi keterbatasan modal dan sarana.
Karena itu, program ini diprioritaskan bagi kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.
Berdasarkan Data Tunggal Sensus Ekonomi Nasional (DTSEN) sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025, dari total 2.800 data awal, terdapat 1.282 penerima bantuan yang ditetapkan, dengan fokus pada masyarakat berpenghasilan rendah (desil 1–5).
Program tahap awal ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp12,5 miliar.
Menurut proyeksi Diskopum, peningkatan efisiensi yang dihasilkan dari penggunaan gerobak baru dapat menaikkan omzet harian pedagang hingga 15–20 persen.
Jika dihitung secara agregat, potensi tambahan perputaran ekonomi dari 1.282 penerima bantuan diperkirakan mencapai lebih dari Rp1,2 miliar per bulan.
Tahap awal penyaluran bantuan difokuskan di kawasan pusat kota, sejalan dengan kebijakan penataan PKL dan revitalisasi ruang publik.
Bupati Jember Muhammad Fawait menyebut program ini sebagai bagian dari visi besar pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi mikro dan menata wajah kota.
“Kami ingin wajah kota hidup, PKL tertata, UMKM kuat, dan masyarakat sejahtera,” ujarnya.
Ia menegaskan, arah kebijakan ekonomi Jember berfokus pada tiga hal: penguatan ekonomi mikro, peningkatan daya saing UMKM, dan penciptaan ekosistem usaha inklusif berkelanjutan.
“Di balik rombong sederhana itu ada keluarga yang menggantungkan harapan. Gerobak Cinta bukan sekadar alat berdagang, tetapi simbol keadilan ekonomi dan cinta pemerintah untuk rakyatnya,” tutur Fawait.
Program Gerobak Cinta akan berlanjut dengan dukungan tambahan berupa pelatihan usaha, akses permodalan, serta digitalisasi pemasaran.
Pemkab menargetkan pertumbuhan ekonomi Jember pada 2025 berada di kisaran 5,3–5,5 persen melalui penguatan basis ekonomi rakyat tersebut. (*)
| Pewarta | : M Abdul Basid (MG) |
| Editor | : Dody Bayu Prasetyo |