TIMES JATIM, SURABAYA – Sekira pukul 17.47 WIB, tiga santri korban ambruknya bangunan mushala Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo secara berurutan tiba di RS Bhayangkara Surabaya.
Total sebanyak 8 korban sedang menjalani proses identifikasi. Kedatangan korban di RS Bhayangkara tersebut menambah jumlah korban meninggal menjadi 13 orang.
Sementara itu, menurut keterangan Kabid DVI Pusdokes Polri KBP dr. Wahyu Hidajati, jenazah korban yang datang merupakan anak-anak usia 12-15 tahun. Namun, pihaknya mengaku kesulitan dalam proses identifikasi dikarenakan beberapa sebab.
"Sidik jari mulai rusak karena pembusukan. Kalaupun ada sidik jari data pembanding dari KTP kan belum ada," ujarnya, Jumat (3/10/2025).
Selain itu, tidak adanya ciri khas dari para korban, karena semuanya memakai seragam yang relatif sama. "Koko putih, peci, sarung. Dan tidak nama di kokonya, jadi pakaiannya sama semua," sebut dr. Wahyu.
"Terkait gigi, belum adanya ciri khusus. Copot satu atau copot 2 keluarga tidak tahu," imbuhnya.
Hingga berita ini diturunkan, proses pencarian dan pembersihan puing masih terus dilakukan. Fokus utama evakuasi saat ini diarahkan ke sisi utara, pada bagian bangunan yang tidak lagi terintegrasi dengan struktur utama untuk memudahkan akses tim penyelamat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: 3 Jenazah Santri Ponpes Al Khoziny Tiba di RS Bhayangkara, Total Korban Meninggal Jadi 13
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |