TIMES JATIM, MALANG – Di balik pagar tebal dan barisan loreng yang disiplin di Markas Korem 083 Baladhika Jaya, Kota Malang, berdiri sosok komandan yang tak biasa. Dialah Kolonel Infanteri Kohir, perwira menengah TNI Angkatan Darat yang kini dipercaya memimpin wilayah strategis Jawa Timur bagian selatan dan timur.
Ditunjuk secara resmi pada 3 Mei 2025, Kolonel Kohir menggantikan Kolonel Inf Setyo Wibowo. Serah terima jabatan diwarnai tradisi pedang pora, tetapi lebih dari sekadar seremoni, itu adalah awal kepemimpinan yang berbeda: lebih komunikatif, lebih terbuka, dan lebih membumi.
“Komunikasi adalah pondasi kepercayaan. Tanpa itu, kekuatan militer bisa kehilangan maknanya,” ujar Kohir dalam sesi pertemuan bersama media Malang Raya pertengahan Juni lalu.
Pernyataan itu menjadi gambaran bagaimana Danrem 083 Baladhika Jaya ini membangun kepemimpinan bukan semata lewat perintah, melainkan lewat kedekatan emosional dan intelektual terhadap rakyat dan media.
Dari Karawang ke Komando Malang: Latar dan Karier Militer
Kolonel Inf Kohir lahir di Karawang, Jawa Barat, sekitar 48 tahun silam. Ia tidak berasal dari keluarga militer, tetapi sejak muda telah menunjukkan kedisiplinan yang mengantarkannya lulus dari Akmil Magelang. Sejak itu, ia ditempa dalam berbagai penugasan, mulai dari Sumatera, Papua Barat, hingga pusat kekuasaan militer di Jakarta.
Sekilas jejak karier militer Kolonel Inf Kohir dimulai dari Danyonif 125/Si’mbisa, Kabanjahe, Sumatera Utara; Danyonif 122/Tombak Sakti, Simalungun; Dandim 0426/Tulang Bawang, Lampung (2019–2020); Waasrendam II/Sriwijaya, Palembang; Kasiren Korem 051/Wijayakarta, Cikarang; Asrendam XVIII/Kasuari, Papua Barat; Koorsmin Panglima TNI, Jakarta; dan Danrem 083/Baladhika Jaya, Malang (2025–sekarang).
“Militer bukan hanya urusan tempur. Ini soal pengabdian yang utuh, pada negara dan rakyatnya,” ujarnya dalam wawancara singkat.
Kepemimpinan dan Pendekatan Humanis di Korem 083
Korem 083/Baladhika Jaya meliputi sembilan Kodim dari Malang hingga Banyuwangi, termasuk daerah rawan bencana, konflik agraria, dan potensi radikalisme. Namun Kohir memimpin dengan pendekatan soft power, mengutamakan dialog dan kedekatan sosial.
Salah satu langkah awalnya adalah menggelar silaturahmi dengan insan pers se-Malang Raya. Baginya, media bukan musuh, melainkan sekutu dalam membentuk opini publik yang sehat.
“Saya ini juga pernah memimpin media internal saat bertugas sebagai Pasiintel. Jadi saya tahu betapa pentingnya narasi. Dan saya ingin TNI hadir dengan wajah yang jujur dan humanis,” ucapnya.
Prestasi dan Pengakuan
Sepanjang kariernya, Kohir meraih berbagai prestasi yang mencerminkan kombinasi ketegasan dan kepekaan sosial sebagai Dandim 0426/Tulang Bawang, ia sukses membangun relasi harmonis antara TNI dan tokoh-tokoh masyarakat Lampung.
Di posisi Koorsmin Panglima TNI, ia menunjukkan ketelitian dan loyalitas tinggi dalam koordinasi strategis nasional. Kini, sebagai Danrem 083/Baladhika Jaya, ia membentuk sinergi baru antara TNI dan media, serta mendorong keterlibatan TNI dalam ketahanan pangan dan kesiapsiagaan bencana di wilayah Malang Raya.
Membangun TNI yang Dekat dengan Rakyat
Bagi Kolonel Kohir, kekuatan TNI bukan hanya di senjata, tetapi juga pada kepercayaan publik. Dalam berbagai program seperti TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa), ia menekankan pentingnya keterlibatan langsung: mulai dari pembangunan infrastruktur, penyuluhan kebangsaan, hingga edukasi mitigasi bencana.
“Rakyat jangan melihat tentara hanya saat ada bencana. Kita harus hadir setiap hari, dari sawah hingga balai desa,” katanya dalam pengarahan internal.
Kolonel Inf Kohir mewakili tipe baru kepemimpinan militer: profesional, adaptif, dan terbuka. Ia sadar bahwa di era informasi, kekuatan militer harus dibarengi dengan narasi yang membangun.
Kehadirannya di Malang bukan hanya untuk menjaga stabilitas wilayah, tapi juga membentuk jembatan antara institusi negara dan masyarakat.
“Selama negara memanggil, saya siap. Tapi di mana pun saya ditugaskan, saya akan tetap jadi prajurit rakyat,” pungkasnya.(*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Imadudin Muhammad |