TIMES JATIM, JOMBANG – Program seragam gratis yang digagas oleh Bupati Jombang, H. Warsubi, dan Wakil Bupati Jombang Salmanudin rupanya membawa angin segar bagi para penjahit lokal. Mereka menyambut dengan penuh antusias pekerjaan menjahit seragam siswa SD dan SMP yang mulai bergulir di berbagai wilayah.

Wakil Bupati Salmanudin, Senin (7/7/2025), turun langsung meninjau proses pelaksanaan di lapangan. Ia mendatangi sejumlah penjahit di wilayah Plandaan hingga ke rumah penjahit Ernawati di Dusun Tunggul, Desa Tunggorono, untuk memastikan proses berjalan lancar dan sesuai harapan.

“Tidak benar ada keluhan soal upah. Justru, tarif yang diberikan lebih tinggi dari biasanya,” tegasnya.

Bahkan Salmanudin, membantah isu yang menyebutkan bahwa penjahit diberi bayaran murah. Ia memastikan, tarif upah telah ditetapkan Rp105.000 untuk seragam SMP dan Rp95.000 untuk SD — angka yang telah mencakup pajak dan dinilai sangat layak.

Menurutnya, tidak ada potongan maupun “titipan” dalam proyek ini. Semua berjalan transparan dan adil. 

“Kami ingin program ini tak hanya meringankan beban orang tua murid, tapi juga memberdayakan ekonomi lokal,” ujarnya.

Pemantauan dilakukan secara mendadak usai Rapat Paripurna di tiga lokasi berbeda, termasuk kawasan Utara Brantas. Dari hasil tinjauan, semua penjahit mengaku senang dan tidak ada satu pun yang mengeluh.

Salah satunya adalah Ernawati (32), penjahit rumahan di Dusun Tunggul. Ia mengaku bersyukur dilibatkan dalam proyek ini. 

“Biasanya saya dibayar di bawah harga ini. Alhamdulillah, kali ini upahnya lebih tinggi dan jelas. Saya sangat senang,” tuturnya.

Ernawati kini dibantu oleh beberapa karyawan dan tengah sibuk melakukan proses pengukuran. Ia optimistis seluruh pesanan akan rampung tepat waktu, apalagi distribusi kain dijadwalkan tiba pekan depan.

Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah dan warga, program seragam gratis ini bukan hanya soal kemeja dan celana—tetapi juga soal kepedulian, pemberdayaan, dan menghidupkan kembali denyut ekonomi lokal Jombang. (*)