TIMES JATIM, MALANG – Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita mengaku miris dengan adanya kejadian kasus dugaan bunuh diri yang kembali terjadi di Kota Malang. Menurutnya, ini bukan lagi menjadi hal sepele yang dibiarkan begitu saja.
Perempuan yang akrab disapa Mia mengatakan, dirinya sudah membahas kasus tersebut bersama Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.
“Saya sudah bahas dengan bapak Walikota. Saya sudah memberikan beberapa pandangan tentang kasus bunuh diri ini,” ujar Mia, Jumat (11/4/2025).
Ia mengungkapkan, harus ada pendekatan persuasif yang dilakukan. Pasalnya, kebanyakan korban bunuh diri rata-rata merupakan warga luar Kota Malang dan salah satunya merupakan mahasiswa perguruan tinggi di Kota Malang.
“Korban kebanyakan bukan dari Kota Malang. Ini bisa menjadi sesuatu yang spreading the illness. Kita akan coba telaah dan melakukan komunikasi juga dengan instansi pendidikan dan kampus agar memberikan penyuluhan,” ungkapnya.
Ia akan berdiskusi intens dengan jajaran Pemkot Malang untuk penanganan kasus bunuh diri yang kerap terjadi di Kota Malang.
Hal ini harus dilakukan, karena Mia takut jika terus terjadi Malang bisa menjadi kota jujukan untuk orang yang akan atau ingin bunuh diri.
“Kita diskusi lagi secara detail, karena ini berkaitan dengan psikolog. Banyaknya kasus ini Malang menjadi kota wisata bunuh diri, ini sesuatu yang sangat memprihatinkan,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa berinisial BG (20) asal Jakarta Timur ditemukan tewas di bawah jembatan Tunggulmas, Kamis (10/4/2025) kemarin.
Korban diduga melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari atas jembatan.
Dari kasus ini, sudah tercatat ada tiga kasus serupa yang terjadi di jembatan Tunggulmas Kota Malang. Bahkan, Pemkot Malang kini juga sudah memasang pagar pembatas di sekitaran jembatan Tunggulmas seperti yang dilakukan di Jembatan Soekarno-Hatta (Suhat).(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |