TIMES JATIM, BANYUWANGI – Sebagai bentuk dari pengabdian untuk masyarakat, Yayasan An-Nur yang berada di Desa Purwoasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi menggelar khitanan massal, pengobatan gratis hingga edukasi ilmu tentang parenting.
Bakti sosial tersebut dilakukan dalam rangka haul Alm KH Noor Halim Iskandar yang ke-5. Kegiatan sosial ini diharapkan bisa memberikan edukasi dan memberikan jaminan kesehatan masyarakat di musim yang tidak menentu.
Kepala Kajian An-Nuur Institute Dani Ainurrofiq mengungkapkan, kesan berbeda ini sengaja dilakukan selama 3 hari berturut-turut terhitung mulai tanggal 22 - 24 Desember 2024.
"Kemarin kita sudah melakukan kegiatan rohani berupa khotmil Qur'an dan dilanjutkan hari ini kegiatan parenting, khitanan masal, dan pengobatan gratis" terang pria yang akrab di sapa Gus Dani, Selasa (24/12/2024).
Yayasan yang menaungi lembaga pendidikan formal maupun non formal tersebut akan menutup kegiatan bakti sosial itu dengan sholawat yang akan digelar pada Rabu Malam dengan menampilkan Grub Mahabatunnabi.
"Alhamdulillah selama dua hari kegiatan ini berlangsung lancar, antusias masyarakat dalam menerima kegiatan parenting dan pemeriksaan kesehatan gratis sangat puas, besok dilanjutkan UMKm dari anak-anak Sd islam Annuur dan ditutup sholawat bersama Majelis mahabbatun nabi dari singojuruh," papar Gus Dani.
Gus Dani berterima kasih atas kerjasama semua pihak khususnya masyarakat dusun Tegalsari Lor yang kompak membentuk kegiatan mulai persiapan hingga akhir nanti.
"Maturnuwun sanget kepada masyarakat dan wali santri yang sudah kompak, dan beberapa instansi tenaga medis RS NU, Dinas pendidikan dan Dr. Nanda yang sudah bersedia bekerja sama dengan yayasan ini. Semoga melalui kegiatan ini bisa mempererat silaturahmi dan persaudaraan," ucapnya.
Tampak puluhan anak mengikuti khitanan massal. Warga yang turut serta menjalankan sunnah rasul untuk anaknya tersebut mengaku puas. Lantaran metode sunat yang dilakukan sudah sangat modern.
"Saya sangat terbantu dengan kegiatan ini, selain gratis metode sunatnya sunda modern dengan teknik cincin," kata salah satu ibu dari anak yang mengkhitankan anaknya, Kosit. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |