https://jatim.times.co.id/
Berita

PERPADI dan TechnoServe Genjot Bimtek Beras Berfortifikasi Agar Masyarakat Makin Sehat

Rabu, 05 November 2025 - 12:46
Kolaborasi PERPADI dan TechnoServe Genjot Bimtek Beras Berfortifikasi Suasana sosialisasi dan bimtek beras berfortifikasi di hotel 101 Malang.(FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Perpadi (Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia) berkolaborasi dengan TechnoServe genjot sosialisasi dan bimbingan teknis soal pengolahan beras berfortifikasi agar masyarakat makin sehat.

Sosialisasi itu digelar di tiga wilayah yakni untuk Indonesia bagian tengah yang digelar di Jogyakarta beberapa waktu lalu, Indonesia Timur digelar di Malang dan untuk Indonesia Barat akan digelar di Jakarta beberapa waktu mendatang.

Saat digelar di Malang siang tadi, setidak 60 an peserta mengikuti program sosialisasi dan bimbingan teknis itu. Mereka datang bukan hanya dari Jawa Timur saja.

Acara ini berlangsung mulai pagi hingga sore hari karena banyak materi yang disampaikan diantaranya. Sutarto sendiri menyampaikan soal peluang usaha baru beras fortifikasi di Indonesia.

Lain itu ada juga materi tentang pengetahuan dasar tentang beras fortifikasi, regulasi dan standar mutu beras fortifikasi, bahan baku dan blending ratio beras fortifikasi, produksi kernel beras fortifikasi dan peralatan yang dibutuhkan, peralatan produksi kernel, dan sebagainya.

Ketua Umum Pengurus Besar PERPADI, Sutarto Alimoeso selalu hadir bersama staf dan dari TechnoServe yang memiliki program Miller for Nutrition, Rabu (5/11/2025) saat program itu digelar siang tadi di hotel 101 Kota Malang.

Selain itu Manajer Program Negara, IGNITE Indonesia dari TechnoServe, Evelyn Djuwidja juga hadir dan sekaligus memberikan pemaparan teknis soal pengolahan beras berfortifikasi itu.

Beras fortifikasi adalah beras yang telah diperkaya dengan tambahan nutrisi penting seperti vitamin (A, B1, B3, B6, B12) dan mineral (zat besi, seng, asam folat) untuk meningkatkan nilai gizinya.

Proses ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan gizi mikro pada masyarakat, seperti kekurangan zat besi, yodium, atau vitamin A, serta untuk mengembalikan nutrisi yang hilang selama pengolahan.

Sejauh ini jumlah anggota Perpadi yang melakukan fortifikasi berasnya masih terbatas. "Sementara stunting dan kekurangan mineral tertentu itu masih terjadi," kata Sutarto.

Karena itu, kata Sutarto, pemerintah mengeluarkan beberapa program termasuk pangan bergizi dengan tujuan untuk menekan angka kekurangan gizi maupun vitamin yang terjadi di tengah masyarakat.

Perpadi juga memperjuangkan bahwa beras berfortifikasi itu adalah beras khusus yang tidak bertatapan dengan HET.

"Agar masyarakat semakin sehat. Stunting bisa diturunkan sekaligus dalam rangka SDGs yakni komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan diantaranya soal kesehatan," katanya.

Sebagai pihak penggilingan padi yang memproduksi beras, lanjut Sutarto, tentu juga bertekad bagaimana agar beras-beras itu mengandung mineral yang selama ini hanya mengandung karbohidrat.

Dengan menambahkan mineral dan vitamin pada beras, lanjut Sutarto, tentu akan menjadikan masyarakat semakin sehat. "Sesuai Undang-undang Pangan, pemerintah itu kan harus menyediakan pangan yang merata, terjangkau, aman dan bergizi," ujarnya.

Inilah yang menjadi salah satu tugas Perpadi karena yang menyediakan penggilingan berasnya.

"Karena itu kami bekerjasama dengan TechnoServe untuk memberikan bimbingan teknis kepada para pengusaha penggilang padi untuk berpikir dan bertindak menuju produksi beras-beras berfortifikasi," tegas Sutarto.

Sutarto juga menegaskan, bahwa pemerintah sudah mengarah pada beras berfortifikasi, diantaranya lewat bantuan sosial dan bantuan pangan bergizi.

"Kami menyambut program pemerintah itu, ikut berusaha  menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat secara luas," ujarnya.

Soal vitamin dan mineral yang harus ditambahkan, kata Sutarto itu tergantung kebutuhan. Namun yang jelas, lanjut dia, suatu saat nanti pemerintah pasti akan meminta berapa vitamin dan mineral yang dibutuhkan pasar atau daerah dengan masing-masing kebutuhan.

Bahkan menurut Sutarto, suatu saat juga akan bisa dipetakan, daerah mana membutuhkan vitamin apa dan mineral apa lewat beras yang dikonsumsi. "Ini karena sampai saat ini 95 persen masyarakat Indonesia masih menjadikan beras sebagai makanan pokok," tegas dia.

Secara keseluruhan Perpadi memang terlibat dalam ekosistem program fortifikasi beras nasional, dengan adanya potensi investasi dan dukungan dari pemerintah daerah dan pusat. Implementasi massalnya masih menunggu regulasi dan rekomendasi teknis lebih lanjut. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.