TIMES JATIM, JOMBANG – Suasana khidmat menyelimuti kompleks Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Kamis (23/10/2025). Sejak pagi, lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an menggema dari berbagai penjuru asrma pondok. Ribuan santri, hafidz-hafidzah, dan alumni larut dalam kegiatan Khatmil Qur’an yang menjadi bagian dari peringatan dua abad berdirinya pesantren legendaris tersebut.

Bukan hanya satu atau dua majelis, kegiatan ini digelar serentak di lebih dari 200 majelis. Angka itu dipilih bukan tanpa makna, menjadi simbol usia Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang telah menginjak dua abad. 

Namun, menurut Ahmad Robert Haidar Balya, penanggung jawab kegiatan, jumlah majelis yang berpartisipasi justru melebihi target.

“Yang kami targetkan minimal 200 majelis, tapi kenyataannya bisa jauh lebih banyak. Itu terdiri dari majelis huffadz, santri, dan juga alumni,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Abet itu.

Perlu diketahui bahwa kegiatan Khotmil Qur’an 200 Majelis ini diikuti oleh santri se-Bahrul Ulum dan Pengurus Ikatan Alumni Bahrul Ulum (IKABU) se-Indonesia, terdapat 6 majelis utama yaitu masing-masing berada di Masjid Jami’ Bahrul Ulum, serta di makam KH. Abdul Wahab Hasbullah, makam KH. Usman, makam KH. Abdul Hamid Hasbullah, makam KH. Abdul Fattah Hasyim, dan makam KH. Djamaluddin Ahmad. Kemudian 40 majelis IKABU se-Indonesia dan 154 majelis Ribath se-Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang.

Di tempat-tempat tersebut, para hafidz-hafidzah membacakan Al-Qur’an dari juz 1 hingga 30 secara berurutan, dimulai sejak pagi hari. Setiap majelis diisi oleh empat penghafal Al-Qur’an yang membaca dengan penuh kekhusyukan.

Selain itu, sebanyak 40 majelis diselenggarakan oleh para alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni Bahrul Ulum (IKABU). Sementara 154 majelis lainnya tersebar di berbagai ribath atau asrama-asrama santri di lingkungan pesantren.

“Ada puluhan ribath, jadi tiap ribath bisa dua sampai tiga majelis tergantung jumlah santrinya. Mereka membaca Al-Qur’an dengan sistem bandrek mulai waktu ashar,” jelas Gus Abet.

Yang istimewa, kegiatan Khatmil Qur’an kali ini merupakan yang pertama kalinya digelar secara terpusat. Seluruh unsur pesantren baik dari santri aktif, para hafidz, hingga alumni dilibatkan secara serentak dalam satu rangkaian besar kegiatan spiritual.

“Biasanya majelis Khatmil Qur’an dilaksanakan di ribath masing-masing. Tapi khusus tahun ini, di usia ke-200, semuanya digelar bersama dan menyatukan seluruh ribath,” ujarnya.

Bagi warga pesantren, kegiatan ini bukan sekadar pembacaan Al-Qur’an, melainkan momentum untuk mempererat persaudaraan lintas generasi. Khatmil Qur’an menjadi simbol kesatuan dan kesinambungan nilai-nilai spiritual yang diwariskan para pendiri pesantren sejak dua abad silam.

“Semoga kegiatan penuh berkah ini bisa menyatukan seluruh elemen pesantren dan menjadi agenda tahunan,” harap Gus Abet. (*)