https://jatim.times.co.id/
Berita

Peneliti Asal Banyuwangi Pimpin Riset Tentang Potensi Cemaran Mikroplastik di Sungai Bedadung Jember

Senin, 04 Agustus 2025 - 21:13
Peneliti Asal Banyuwangi Pimpin Riset Tentang Potensi Cemaran Mikroplastik di Sungai Bedadung Jember Peneliti sekaligus juga Ketua tim riset asal Banyuwangi, Siti Muyasaroh bersama rekanya melakukan pengambilan sampel air di Sungai Bedadung Jember. (Foto : Siti Muyasaroh For TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Seorang peneliti dari Banyuwangi, Jawa Timur tengah fokus pimpin riset mendalam tentang potensi cemaran air konsumsi dari keberadaan mikroplastik di Sungai Bedadung Jember.

Peneliti sekaligus juga Ketua tim riset asal Banyuwangi, Siti Muyasaroh bersama dengan dosen dan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Program Studi Teknik Lingkungan UNIPAR Jember itu, melakukan riset dasar guna mengetahui kondisi eksisting cemaran mikroplastik di Sungai Bedadung, Jember yang memiliki fungsi vital bagi masyarakat.

Dalam upaya perlindungan sumber air baku pengolahan air minum yang ada di Jember itu, tim riset UNIPAR Jember telah melakukan pengambilan sampel air di aliran Sungai Bedadung, outlet Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan kran air pelanggan Perumdam Tirta Pandalungan Jember untuk diuji kandungan mikroplastik.

“Saat ini Indonesia belum memiliki regulasi terkait baku mutu kandungan mikroplastik di effluent (effluent standard), badan air (stream standard), maupun air minum (drinking water standard). Padahal  mikroplastik sudah menjadi salah satu isu pencemaran yang menjadi perhatian dunia,” kata Siti Muyasaroh, Senin (4/8/2025).

Untuk diketahui, berdasarkan sumber ilmiah Sungai Bedadung termasuk kategori air kelas III yang masih memenuhi syarat sebagai sumber air baku. Namun perlu dilakukan pemantauan kualitas air secara berkala terhadap parameter pencemar dari aktivitas pertanian maupun domestik yang salah satunya adalah mikroplastik.

Berdasarkan rentang nilai Indeks kualitas air CCME-WQI, Sungai Bedadung dari tahun 2016-2019 termasuk kategori cukup (fair) hingga kurang (marginal). Sedangkan berdasarkan metode NSF-WQI status Sungai Bedadung tergolong pada kategori sedang.

Dari beberapa sumber ilmiah, Siti menjelaskan, Sungai Bedadung dipilih untuk riset juga karena adanya isu ancaman pencemaran mikroplastik sungai tersebut. Hal ini menjadi isu lingkungan yang serius dalam beberapa tahun terakhir, karena hanya sekitar 20 persen dari total timbulan sampah harian di Jember yang dikelola dengan baik, sedangkan sisanya dibuang dan masuk ke aliran sungai.

“Harapannya, hasil riset ini bisa menjadi pertimbangan strategi pengelolaan sampah berkelanjutan sebagai upaya mitigasi cemaran mikroplastik di perairan, pengembangan teknologi filtrasi mikroplastik dalam sistem pengolahan air bersih, hingga rekomendasi nilai baku mutu mikroplastik,” terangnya. 

Untuk itu, masih kata Siti, beberapa kegiatan konservasi perlu digalakkan di sepadan Sungai Bedadung demi menjaga sumber dan kualitas air. Selain itu, diharapkan masyarakat menjadi lebih bijak menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari dengan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dan beralih ke kemasan yang bisa digunakan ulang dan dapat didaur ulang. 

“Jika ingin lingkungan bersih dan sampah terkelola dengan baik, maka 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) harus menjadi kebiasaan, bukan hanya slogan”, tutur Siti Muyasaroh, yang saat ini juga aktif mengkampanyekan pengelolaan sampah berkelanjutan melalui Emvitrust Indonesia.

Untuk diketahui, Penelitian ini didanai oleh  Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Penelitian Dosen Pemula (PDP) Tahun 2025. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.