TIMES JATIM, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) meluncurkan Batikpedia, sebuah platform digital yang memuat database batik di Jawa Timur dan Indonesia. Aplikasi ini lengkap dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), website interaktif, aplikasi mobile, dan virtual reality (VR)
Program ini digawangi oleh Fakultas Ilmu Budaya sebagai pemasok konten dan Fakultas Ilmu Komputer sebagai pembuat aplikasi, serta didukung oleh direktorat Kerja Sama melalui program Globalizing UB. Program ini menjadi bagian dari upaya UB mendorong internasionalisasi kampus, kolaborasi lintas disiplin, serta pelestarian warisan budaya melalui digitalisasi.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi UB, Prof. Andi Kurniawan, menjelaskan bahwa Batikpedia menjadi manifestasi fokus UB pada teknologi digital untuk kemanusiaan.
“Salah satu tema utama UB adalah AI and Digital Technology for Nature and Humanity. Melalui Batikpedia, kami menerapkan teknologi untuk mengonservasi artefak budaya sekaligus memperkaya pendidikan berbasis nilai-nilai luhur,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025) usai peluncuran Batikpedia.
Menurut Prof. Andi, proyek ini menjadi bagian dari 21 program Globalizing UB pada tahun ini. Program tersebut mencakup riset lintas bidang, mulai dari pengembangan mesin berbahan etanol basah hingga konservasi batik dengan teknologi digital.

“Harapan kami, inovasi ini tidak hanya berdampak pada dunia pendidikan, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Teknologi yang digunakan membantu pelestarian budaya sekaligus memberdayakan pengrajin batik,” tambahnya.
Dia juga menegaskan bahwa Batikpedia merupakan platform terintegrasi pertama di Indonesia yang secara khusus memuat batik. Program ini juga merupakan kelanjutan kolaborasi UB dengan Ritsumeikan University Jepang.
Prof. Andi menegaskan bahwa platform ini akan terus dikembangkan untuk mencakup wilayah yang lebih luas.
“Saat ini fokusnya Jawa Timur, dan ke depan akan berkembang lebih besar. Kami ingin inovasi ini menjadi kontribusi UB untuk pembangunan dan pelestarian budaya nasional,” tutupnya.
Dekan FIB UB, Sahiruddin, Ph.D., menjelaskan bahwa Batikpedia hadir dalam tiga bentuk: website, teknologi virtual reality, dan aplikasi mobile berbasis AI.
“Dosen Filkom mengembangkan teknologi dan AI-nya, sementara kami dari FIB menyediakan konten humaniora seperti nama batik, filosofi, cerita, hingga sejarah pembuatannya,” jelasnya.
Hingga kini, Batikpedia telah mendokumentasikan sekitar 382 motif batik dari berbagai daerah, khususnya di Jawa Timur. Seperti dari Malang Raya, Lamongan, Tulungagung, dan Trenggalek. Proses pengumpulan data hingga integrasi teknologi berlangsung selama satu tahun terakhir.
"Tentu kedepan akan terus dikembangkan, sehingga lebih banyak lagi batik yang terdokumentasi di aplikasi ini," imbuhnya.
Menurutnya, potensi batik, di Indonesia sangat besar. Bahkan, perkiraannya, di Jawa Timur saja, ada lebih dari seribu motif batik yang eksis di masyarakat. Sehingga dengan keterbatasan SDM dan waktu, proses pengumpulan data ini memang memerlukan proses yang panjang.
Peluncuran Batikpedia menandai langkah penting UB dalam memperkuat bidang digital humanities dan menjadi pionir digitalisasi batik berbasis AI di tingkat nasional. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |