TIMES JATIM, PONOROGO – Selama ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ponorogo (Disperpusip Ponorogo) mungkin sering dianggap sebagai instansi "pelengkap" yang jauh dari sorot lampu kebijakan populer. Namun, realita di lapangan berbicara lain. Instansi ini justru menjadi garda terdepan dalam merawat nalar sehat dan kecerdasan literasi masyarakat Bumi Reog.
Dedikasi tersebut nampak nyata sepanjang musim liburan sekolah dan akhir tahun ini. Alih-alih melambat, Disperpusip justru menggeber layanan perpustakaan keliling ke berbagai titik keramaian. Hasilnya mengejutkan: antusiasme warga meledak, mematahkan stigma rendahnya minat baca di daerah.
Langkah "jemput bola" ini menjadi bukti bahwa Disperpusip memiliki peran krusial dalam pembangunan sumber daya manusia. Masyarakat yang awalnya pasif, kini mulai akrab kembali dengan buku-buku fisik yang disediakan di armada keliling.
Kepala Bidang Layanan dan Kearsipan Disperpusip Ponorogo, Sari Windrawati, mengungkapkan bahwa strategi operasional di masa liburan ini membuahkan hasil positif. Menurutnya, animo masyarakat untuk mengakses literasi menunjukkan tren peningkatan yang signifikan dibandingkan hari-hari biasa.
Sari Windrawati, Kabid Layanan dan Kearsipan Disperpusip Ponorogo. (Foto:Marhaban/TIMES Indonesia)
"Di edisi liburan akhir tahun ini, kami melihat minat baca masyarakat cukup tinggi. Kehadiran perpustakaan keliling di ruang publik disambut luar biasa, terutama oleh anak-anak sekolah yang sedang mengisi waktu libur mereka," ujar Sari kepada TIMES Indonesia Rabu (31/12/2025).
Keberhasilan ini sekaligus menjadi teguran halus bagi pihak-pihak yang sempat memandang sebelah mata kinerja dinas ini. Dengan anggaran dan fasilitas yang ada, Disperpusip mampu menciptakan ekosistem literasi yang inklusif dan menyenangkan.
Pemanfaatan perpustakaan keliling tidak hanya sekadar menyediakan buku, tetapi juga menjadi sarana rekreasi edukatif bagi keluarga. Di taman-taman kota dan pusat keramaian, armada ini seringkali menjadi pusat perhatian yang lebih bermanfaat ketimbang sekadar bermain gawai.
Sari Windrawati menambahkan bahwa pihaknya akan terus berinovasi agar layanan kearsipan dan perpustakaan semakin dekat di hati masyarakat. Fokusnya bukan lagi sekadar menyimpan buku di rak yang berdebu, melainkan membawa ilmu pengetahuan tersebut langsung ke tangan pembaca. (*)
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |