TIMES JATIM, SURABAYA – Siapa sangka, olahraga futsal yang berawal dari hobi dan kepedulian sosial, berakhir bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Hal ini dibuktikan oleh empat wisudawan Program Studi International Business Management (IBM) Universitas Ciputra (UC) Surabaya.
Melalui proyek tugas akhir bertajuk Garuda Futsal League (GFL), Muhammad Akhva Aulia Nusantara, Andhika Putra Firmansyah, Muhammad Lazuardi Firdausa, dan Daffa Nushshar Ardhastya, berhasil menciptakan sebuah platform futsal profesional yang berdampak positif bagi ekosistem olahraga nasional.
GFL lahir dari observasi bahwa minimnya wadah futsal yang profesional dan berkelanjutan bagi pemain muda di Indonesia.
"Kami melihat masih kurangnya wadah futsal yang profesional dan berkelanjutan. Dari situ, kami ingin menciptakan kompetisi yang bukan cuma seru, tapi juga punya value sosial," ujar Akhva, leader tim GFL, Sabtu (1/11/2025).
GFL dirancang dengan konsep inklusif yang unik yakni pendaftaran gratis, jersey gratis, hadiah kompetitif, hingga peluang training camp di klub profesional untuk pemain terbaik.
"Tujuan utama kami adalah sustainability (keberlanjutan). Kami ingin GFL bisa terus berjalan di berbagai kota Indonesia dan menjadi bagian penting dalam pertumbuhan industri olahraga dan hiburan," tambah Akhva.
Muhammad Lazuardi Firdausa, wisudawan UC yang mengidap tumor ganas saat diberikan apresiasi oleh Rektor. (Foto: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)
Sejak debutnya, GFL telah sukses digelar di Surabaya dan Malang dengan total hadiah lebih dari Rp60 juta per series. Dampak nyatanya terlihat dari keberhasilan mereka membawa pemain-pemain terbaik untuk training camp dan seleksi di Bintang Timur Surabaya (BTS).
"Selain itu juga memberikan pengalaman berlatih di Unggul FC Malang, kemudian ada juga yang bermain untuk Porprov berdasarkan scouting dari kita yang diberikan kepada asosiasi," terangnya.
"Jadi ya, intinya kita membantu, di luar kita membantu secara visi ke depan, kita ingin menyajikan sebuah sportainment yang asik, menghibur, serta tidak membebankan para pemain maupun supporter," tambah Akhva.
Semangat Tak Kenal Lelah di Tengah Perjuangan
Di tengah suksesnya GFL, kisah inspiratif datang dari Muhammad Lazuardi Firdausa, yang tetap bersemangat menyelesaikan proyek GFL di tengah perjuangannya melawan tumor ganas.
"Motivasi saya, saya ingin segera selesai skripsi ini, agar saya bisa segera operasi," tuturnya.
GFL ini, kata Lazuardi, adalah salah satu semangatnya untuk sembuh. "Ini perjuangan saya dari nol sama teman-teman. Jadi saya setiap match, meskipun keadaan sakit, saya tetap datang," ceritanya haru.
Inovasi bisnis GFL ini selaras dengan tema Wisuda ke XVI UC, yang menegaskan komitmennya untuk menyiapkan lulusan yang tidak hanya berjiwa entrepreneur dan adaptif terhadap perubahan, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan dalam bisnis, desain, maupun inovasi sosial.
Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Prof. Wirawan E.D. Radianto, menyampaikan bahwa wisuda kali ini merupakan wujud nyata dari transformasi UC menuju universitas masa depan yang berfokus pada inovasi dan teknologi.
"Kami ingin melahirkan generasi muda yang tidak hanya berpikir ke depan, tapi juga mampu mengintegrasikan teknologi dalam setiap langkah kewirausahaan mereka. Para wisudawan ini diharapkan memiliki pola pikir adaptif, kreatif, dan berani mengambil risiko untuk menjawab tantangan zaman," tandasnya. (*)
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |