TIMES JATIM, MALANG – Di Inggris ada pohon natal raksasa di atap rumah, di Kota Malang juga ada, tepatnya di atas atap rumah salah satu warga perumahan Istana Dieng.
Pemiliknya Maylanie Lokadjaja. Barangkali inilah satu-satunya keunikan yang mewarnai meriahnya Kota Malang menjelang perayaan Natal 2024.
Kalau selama ini pohon natal dipasang di dalam rumah atau setidaknya di halaman, maka tahun 2024 ini di salah satu sudut Kota Malang memiliki nuansa baru.
Pohon natal sintetis itu tingginya tak kurang dari lima meter. Menjulang tinggi seolah menggapai langit. Keindahannya akan terpancar saat malam hari.
Menurut Maylanie pemasangannya tidaklah rumit. "Hanya kualitas bahan saja yang menjadi pertimbangan. Karena kan di luar, kena panas dan hujan. Tapi kami sudah mengantisipasinya sejak awal," kata Maylanie.
Maylanie Lokadjaja ide pemasangan pohon natal di atas atap rumah meluncur begitu saja pemikiran bersama keluarganya.(FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Pohon Natal memiliki makna yang sangat penting bagi umat Katolik, yaitu sebagai simbol kelahiran dan kebangkitan Yesus Kristus.
Pohon Natal juga melambangkan harapan dan kehidupan, karena pohon cemara yang tetap hijau itu tumbuh subur di berbagai musim.
Selain itu, pohon Natal juga memiliki makna lain, yaitu melambangkan kasih Tuhan Yesus yang tidak pernah berubah dan berhenti.
Pohon Natal juga mengingatkan umat Katolik pada kedatangan Kristus yang membawa terang bagi dunia.
Karena itu rumah Maylanie kemudian dipenuhi dengan tiga pohon natal yang ukurannya gede-gede. Satu terpasang dihalaman rumah, satu di ruang keluarga dan satu yang ada di atas atap rumahnya itu.
"Kami sedang bergembira menyongsong kelahiran Yesus Kristus," katanya.
Pohon natal yang dipasang di atas atap rumahnya itu mungkin menjadi satu-satunya "pesaing" pohon natal di dunia yang ada di atas rumah, selain milik seorang warga desa di Inkberrow, Worcestershire, Inggris.
Pohon natal yang di Inggris itu tingginya 15 meter.
Pohon natal di rumah Maylanie Lokadjaja terlihat spesial karena ukurannya yang besar. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Maylanie mengatakan, pemasangan pohon natal di atas atap rumahnya itu tidak memiliki makna tertentu. "Kami hanya menyalurkan kegembiraan kami menyongsong kelahiran Yesus Kristus sekaligus menyongsong Tahun Yubileum 2025," katanya.
Tahun Yubileum 2025 adalah tahun suci yang diumumkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada akhir Yubileum Agung tahun 2000, yang dirayakan oleh Gereja Katolik sebagai tahun pengampunan dosa, dan pengampunan universal. Tema Tahun Yubileum 2025 adalah Peziarah Harapan.
Tahun Yubileum terjadi setiap 25 tahun sekali.
"Dalam kurun waktu itu, kami sekeluarga juga ingin melakukan sesuatu yang terbaik kepada Tuhan agar kami diampuni dari segala dosa. Walaupun setiap saat selama ini kami juga selalu menyampaikan pengakuan dosa," katanya.
Menyambut Tahun Yubileum 2025 ini pula,
Pintu Suci atau Holly Door di Vatikan nantinya akan mulai dibuka pada tanggal 24 Desember 2024.
"Dan syukur kepada Tuhan, saya sudah pernah berziarah kesana pada tahun 2015," tambah Maylanie.
Pembukaan Pintu Suci ini juga sekaligus memperingati 1700 tahun Konsili Nicea (325 M).
Paus Fransiskus mengundang umat Katolik
memperbarui harapan, menemukan visi yang dapat memulihkan akses ke hasil bumi bagi semua orang, serta menemukan kembali spiritualitas ciptaan Tuhan.
Maylanie menambahkan, pohon Natal memang sebenarnya memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Natal yaitu sebagai simbol kelahiran Yesus Kristus, simbol kehidupan abadi dan harapan serta lambang kasih Tuhan dan kehadiran Yesus Kristus di dunia.
"Kita harus ingat bahwa kasih Tuhan selalu hadir, tanpa mengenal waktu atau musim," tegas Maylanie tentang makna memasang pohon natal termasuk yang ada di atas atap rumahnya itu. Dan pohon natal di atas atap rumah Maylanie itu akan dipasang sampai akhir Januari 2025. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |