TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Bupati Probolinggo, Jatim, Gus Haris melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah kios pupuk di Kecamatan Krejengan, Senin (10/3/2025). Aksi itu dilakukan dengan mengendarai sepeda motor meski hujan deras mengguyur.
Gus Haris bersama rombongan berjalan mengendarai sepeda motor dari kantor Bupati Probolinggo, sekitar pukul 14.00 WIB. Rute pertama di kios pupuk Desa Sentong.
Namun, sidak di kios tersebut ternyata tidak memuaskan. Jawaban yang diberikan oleh pihak kios dinilai kurang jelas, sehingga Gus Haris memutuskan untuk mencari sumber informasi yang lebih akurat langsung dari para petani.
Gus Haris dan rombongan pun mencari petani yang berada di tengah sawah. Tanpa rencana, Gus Haris tiba-tiba menghentikan sepeda motornya di bahu jalan.
Pandangannya tertuju pada beberapa petani yang tengah bekerja di sawah. Tak ragu, ia turun dari kendaraan dan berjalan menuju mereka, meskipun harus melewati tanah berlumpur.
Dialog pun terjadi di tengah sawah, di antara barisan padi yang mulai menghijau. Para petani mengungkapkan langsung kondisi di lapangan, termasuk permasalahan pupuk yang mereka hadapi.
Gus Haris mendengarkan dengan saksama, memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada mereka.
Sidak kali ini semakin dramatis ketika hujan turun mengguyur rombongan. Namun, hal itu tidak menghentikan langkah Gus Haris. Tanpa jas hujan, ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju titik sidak berikutnya di Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, untuk bertemu langsung dengan pemilik kios pupuk lainnya.
Baju dinas berwarna keki itu tanpa basah kuyup diterpa hujan. Tak terasa air hujan yang melekat di badannya menetes deras di lantai. Hatinya tak gentar dengan derasnya hujan dan dinginnya cuaca.
"Kami ingin mendengar langsung dan membuktikan langsung kondisi pupuk subsidi di tengah masyarakat. Memang masih belum jelas akarnya, tapi kami akan terus lakukan sidak di hari-hari berikutnya," ungkap Gus Haris.
Sejauh ini, harga pupuk subsidi masih cukup linier. Hal itu dibuktikan Gus Haris setelah menemui pemilik kios dan petani di sawah yang tanpa dipersiapkan itu. Namun, dirinya masih belum puas dengan jawaban tersebut.
"Kami akan turun kembali hingga dapat memastikan bahwa harga pupuk itu benar-benar normal di seluruh kecamatan," paparnya.
Aksi spontan ini menunjukkan bagaimana Gus Haris tidak hanya ingin mendengar laporan dari atas meja, tetapi turun langsung ke lapangan, menyerap aspirasi petani tanpa perantara. Langkahnya yang berani dan tak terduga ini semakin mengukuhkan komitmennya dalam memperjuangkan kesejahteraan petani di Kabupaten Probolinggo. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |