TIMES JATIM, BLITAR – Musisi asal Blitar, Erik Jarwo Puspito, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Abon Jhon, kembali membuat gebrakan di dunia musik tanah air. Ia resmi merilis mini album bertajuk “Tahu Brontak” pada akhir September 2025, berisi lima lagu dengan pesan sosial yang kuat. Salah satu lagu andalannya, “Raja Ampat”, dirilis pada 30 September 2025 dan langsung menarik perhatian karena mengangkat isu lingkungan yang mendalam.
Lagu “Raja Ampat” menggambarkan keresahan Abon Jhon terhadap kerusakan alam di Papua Barat akibat aktivitas pertambangan nikel yang dinilai tak terkendali. Ia menyebut lagu tersebut sebagai suara seorang ayah yang memikirkan masa depan anak-anaknya, sekaligus panggilan moral bagi bangsa agar tidak abai terhadap kekayaan alam.
“Lagu ini lahir dari hati yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat adat di Raja Ampat. Kami berharap lagu ini menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan mengambil tindakan untuk melindungi keindahan alam Indonesia,” ujar Abon Jhon, Senin (3/11/2025).
Dari Keroncong ke Dangdut Progresif
Abon Jhon dikenal publik sebagai penyanyi yang awalnya meniti karier di genre keroncong, sebelum kemudian bertransformasi ke dangdut progresif. Evolusi musikalnya ini menjadikan karya-karyanya lebih fleksibel dan berani menabrak batas tradisi musik populer.
Dalam perjalanan kariernya, Abon Jhon telah memproduksi belasan lagu bertema sosial dan lingkungan, bahkan sebelum 2023. Lagu-lagunya tak hanya bernuansa hiburan, tetapi juga menyuarakan kritik sosial dan empati terhadap isu kemanusiaan.

Mini album Tahu Brontak berisi lima single Raja Ampat,4 Sehat 5 Mafia, Lucunya Negeriku, DNPA, dan Free Palestine.
Semua lagu tersebut kini tersedia di berbagai platform digital dan kanal YouTube @abonjhonofficial.
Abon Jhon menuturkan, setiap lagu dalam Tahu Brontak adalah bentuk refleksi dirinya terhadap situasi sosial-politik dan kondisi lingkungan yang ia amati. “Saya ingin musik bisa bicara tentang sesuatu yang lebih besar dari sekadar hiburan,” ucapnya.
“Tahu Brontak”: Kritik Sosial dengan Sentuhan Musik Rakyat
Secara musikal, album ini menghadirkan perpaduan unik antara dangdut progresif, pop alternatif, dan nuansa keroncong modern, dibalut dengan lirik-lirik yang tajam namun tetap mudah diterima publik.
Judul album Tahu Brontak sendiri menjadi metafora yang khas: sederhana, membumi, namun punya “isi” yang menggugah.
Cover albumnya menampilkan elemen visual yang merepresentasikan kesadaran lingkungan dan kritik sosial, sejalan dengan pesan moral dalam lirik-liriknya.
“Setiap lagu saya punya semangat untuk mengingatkan bahwa musik itu bisa menjadi movement, bukan hanya hiburan,” kata Abon Jhon.
Potensi Menuju Kancah Nasional
Meski berasal dari kota kecil Blitar, langkah Abon Jhon menunjukkan potensi kuat untuk menembus panggung nasional.
Kecerdikannya dalam mengangkat isu-isu publik—dari lingkungan, korupsi, hingga solidaritas Palestina—membuat karya-karyanya relevan dengan arus percakapan global dan nasional.
Analis musik menilai, kekuatan storytelling dalam lagu “Raja Ampat” adalah daya tarik utama Abon Jhon. Lagu ini bukan hanya kritik terhadap industri tambang, tetapi juga doa bagi kelestarian bumi dan masa depan anak bangsa.
Evolusi genre dari keroncong ke dangdut progresif pun memperluas jangkauan pendengarnya. “Fleksibilitas ini bisa menjadi kunci penetrasi pasar musik digital,” ujar salah satu pemerhati musik daerah.
Tantangan dan Kalender Rilis
Abon Jhon mengakui bahwa Tahu Brontak merupakan refleksi perjalanan hidupnya—baik sebagai bapak, musisi, maupun warga negara yang peduli pada lingkungan dan keadilan sosial. Sebelumnya, ia merilis album perdananya “Guskumengor” pada Mei 2022.
Kini, dengan Raja Ampat sebagai lagu utama, Abon Jhon menegaskan bahwa musik bisa menjadi ruang perlawanan yang elegan dan inspiratif.
“Saya percaya musik bisa jadi cara paling damai untuk bicara keras,” ungkapnya.
Bagi para penikmat musik tanah air, mini album Tahu Brontak kini sudah dapat dinikmati di seluruh platform digital dan kanal YouTube @abonjhonofficial.
Dengan suara khas dan pesan kuat yang diusungnya, Abon Jhon layak diperhitungkan sebagai musisi daerah yang siap menembus kancah nasional. Ia tidak hanya menawarkan musik untuk hiburan, tetapi juga musik untuk perubahan. (*)
| Pewarta | : Zaenal Arifin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |