TIMES JATIM, BONDOWOSO – Banyak warga Bondowoso salah paham soal foto erupsi Gunung Raung, sehingga mereka berpotensi menyebarkan informasi hoaks.
Sejumlah warga Bondowoso meng-upload foto erupsi gunung di status WA-nya dengan caption ‘Raung Kok Ngeri’ dan sejumlah keterangan lainnya.
Ternyata foto tersebut bukan foto erupsi Gunung Raung. Namun sejumlah warga sudah terlanjur meneruskan foto itu karena dikira kejadian di Gunung Raung.
Salah seorang warga, Hariyadi mengaku sempat tertipu dan membuat status WA dengan foto tersebut.
“Saya dikirim teman. Sempat saya jadikan status namun sudah saya hapus setelah tahu itu bukan kejadian di Raung,” kata dia.
Setelah dilakukan pengecekan di Google Lens dan pemberitaan di media massa, foto tersebut bukan letusan Gunung Raung. Foto yang mereka pakai adalah foto erupsi Gunung Sinabung.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ghazal Rawan meminta masyarakat menunggu informasi resmi dari BPBD Kabupaten Bondowoso dan pihak berwenang lainnya.
“Karena berita perkembangan resmi ada di BPBD. Warga harus lebih bijak bermedia sosial apalagi dalam situasi seperti ini,” kata dia.
Kadis Kominfo juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah membagikan video atau foto.
“Kalau belum bisa dipastikan informasi itu kejadian di Raung jang dishare. Takutnya kejadiannya di wilayah lain,” imbau dia.
Erupsi Raung
Berdasarkan rilis Badan Geologi Erupsi Gunung Raung terjadi pukul 09:30 WIB terjadi erupsi dengan tinggi kolom erupsi sekitar 2.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.332 m di atas permukaan laut (mdpl).
Kolom erupsi berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 32 mm dan durasi ± 4 menit 42 detik.
Pengamatan visual terhadap kolom erupsi selanjutnya tidak dapat dilakukan dengan baik karena bagian puncak dan tubuh gunungapi tertutup kabut.
Erupsi susulan terjadi sebanyak tiga kali pada pukul 10.25, pukul 10.31 dan 10.35 WIB, namun kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut.
Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13-23 mm, dan durasi 1 menit 54 detik sampai dengan 3 menit 25 detik.
Kejadian erupsi Gunung Raung adalah hal yang wajar, mengingat tingkat aktivitas Gunung Raung saat ini adalah Level II (Waspada) dengan aktivitas fluktuatif dan potensi terjadi erupsi sewaktu-waktu.
Hujan abu vulkanik yang bisa turun di daerah-daerah tertentu sesuai dengan arah dan kecepatan angin.
Dengan demikian saat ini belum terjadi perubahan ancaman bahaya di Gunung Raung, dan tingkat aktivitas dinilai masih relevan pada Level II (Waspada).
Sehubungan dengan aktivitas erupsi Gunung Raung, masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Masyarakat diminta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Raung serta mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Banyak Warga Salah Paham! Ini Bukan Foto Erupsi Gunung Raung
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Deasy Mayasari |