TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Panorama Puncak P-30 di Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jatim, kini lebih nyaman dinikmati. Indahnya panorama Gunung Bromo beselimut awan, berpadu dengan bangunan gardu pandang yang berdiri kokoh.
Wajah baru obyek wisata yang terletak di puncak didinding kaldera sisi timur Gunung Bromo tersebut, membuatnya makin keren sebagai tempat berfoto, atau berpetualang.
Ada jalan setapak/jalur sepeda, yang dibangun dengan anggaran Rp1,7 miliar. Ada hikers shelter yang dibangun dengan anggaran Rp828 juta, ada toilet wisata, dan kios kuliner serta cinderamata senilai Rp1,08 miliar.
Semua proyek yang dilakukan pada tahun 2019 tersebut, telah menghadirkan wajah baru di pucak dengan tinggi 2.600 meter di atas permukaan laut itu.
Kamis (31/3/2022) pagi, rombongan Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama atau Pergunu Kabupaten Probolinggo, datang dan menikmati panorama di sana.
Mereka menggelar upacara, memperingati hari lahir atau harlah ke-70 Pergunu dengan tema Guru Mulia Membangun Peradaban. Juga mengabadikan panorama alam di sana.
"Pemandangannya indah. Dari puncak P-30, kami melewati dinding kaldera menuju B-29 (Lumajang, Red)," kata Muhammad Sa'dullah, pengurus Pergunu Kabupaten Probolinggo.
Dari puncak P-30, Gunung Bromo, Gunung Batok, kaldera lautan pasir terlihat jelas, diselimuti kabut. Begitu juga dengan permukiman dan hotel/homestay di daerah Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.
Puncak P-30 sebelum pembangunan fasilitas wisata selesai. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Ke arah selatan, ada puncak Gunung Semeru yang terlihat. Ke arah timur dan utara, ada ladang/sawah khas pegunungan, serta permukiman warga yang terlihat kecil, seperti koloni semut.
Pemerintah mendesain puncak P-30 sebagai spot alternatif menikmati panorama matahari terbit (sunrise) selain Penanjakan dan Puncak Seruni Point.
Tak hanya matahari terbit, indahnya panorama matahari terbenam (sunset) juga bisa dinikmati dari puncak P-30. Di spot ini, matahari terbenam di sisi Gunung Bromo dan Gunung Batok. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Deasy Mayasari |