TIMES JATIM, PACITAN – Wisata Sungai Maron di Pacitan mengalami penurunan jumlah pengunjung selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Pengelola wisata, Dedi Dwi Hardianto, menyebutkan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab utama berkurangnya minat wisatawan.
"Untuk liburan ini cenderung menurun," ungkap Dedi, Kamis (2/1/2025).
Dedi menduga kondisi alam di sekitar Sungai Maron, yang memiliki panjang 4,5 kilometer, memengaruhi jumlah pengunjung.
"Mungkin faktor alam, karena cuaca yang tidak menentu," tambahnya.
Selama musim hujan, Sungai Maron sempat meluap. Namun, menurut Dedi, banjir hanya berlangsung singkat dan tidak sampai merusak fasilitas.
"Kalau sekalipun banjir, paling hanya satu jam sudah surut," jelasnya.
Pengelola juga mengutamakan keselamatan pengunjung. Jika cuaca dianggap berbahaya, aktivitas wisata dihentikan sementara.
"Terkadang cuaca di Punung dan sekitarnya hujan, jadi kita tutup sementara. Keselamatan dan pelayanan lebih utama," ujar Dedi.
Akhir Pekan Tetap Ramai
Meski kunjungan saat libur Nataru menurun, jumlah pengunjung pada akhir pekan masih normal.
"Liburan ini saja yang turun. Kalau hari Sabtu-Minggu masih normal. Spesifiknya belum kami hitung, tapi memang ada penurunan selama liburan ini," kata Dedi.
Peluang Cuan bagi Penyewa Perahu
Sungai Maron tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga sumber penghidupan warga. Salah satu penyewa perahu, Dika Kurnia (20), menjelaskan bahwa satu perahu bisa memuat empat penumpang dengan biaya Rp100 ribu untuk perjalanan pulang-pergi sejauh 9 kilometer.
"Harga tiketnya Rp100 ribu per perahu," jelas Dika.
Dika menggunakan perahu bermesin diesel pompa air yang dimodifikasi untuk memakai bahan bakar gas LPG. Satu tabung LPG 5 kilogram cukup untuk lima hingga enam perjalanan pulang-pergi.
"Ada yang masih pakai Pertalite, lebih mudah dinyalakan tapi biayanya lebih tinggi," tambahnya.
Meski biaya awal pembuatan perahu mencapai Rp10 juta, Dika merasa modal tersebut sebanding dengan pendapatan. Saat libur tahun baru, ia bisa menghasilkan Rp2 hingga Rp5 juta per hari.
"Alhamdulillah sesuai," katanya singkat.
Dika juga mencatat bahwa jumlah perahu aktif saat liburan bisa mencapai 200 hingga 600 perjalanan per hari, tergantung kondisi cuaca.
"Kadang bisa lebih, tapi kalau hujan ya sepi," pungkasnya.
Meski demikian, harga tiket masuk maupun tarif sewa perahu di Sungai Maron Pacitan tidak ada kenaikan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Cuaca Tak Menentu, Wisata Sungai Maron Pacitan Sepi saat Libur Nataru
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |