TIMES JATIM, LAMANDAU – Semangat mengenalkan kearifan lokal tak pernah padam, khususnya bagi generasi muda di daerah. Inilah yang diusung Tri Wulandari Laka, dara dari Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Mahasiswi S-1 Akuntansi Universitas Palangkaraya , dara yang akrab disapa Tria ini berhasil mencuri perhatian publik setelah ditunjuk mewakili provinsi di ajang bergengsi Puteri Kebudayaan Indonesia 2025.
Perjalanan Tria di kancah pageants budaya dimulai dari tingkat daerah. Sebelum melangkah ke skala nasional, dia telah mengukir sederet prestasi cemerlang, mulai dari penobatan sebagai Bujang Dara Lamandau 2024, lalu menyabet gelar Jagau Nyai Kalimantan Tengah 2025, hingga menjadi Puteri Kebudayaan Kalteng 2025.
"Dimulai dari pemilihan di provinsi dan ditunjuk untuk lanjut ke ajang nasional melalui Putera Puteri Kebudayaan Indonesia untuk mewakili Kalimantan Tengah," ujar Tria menceritakan awal mula keterlibatannya kepada TIMES Indonesia, Jumat (28/11/2025).
Momen Tri Wulandari Laka didampingi rekan saat meraih selempang Puteri Kebudayaan Indonesia 2025. (FOTO: Tria for TIMES Indonesia)
Advokasi #BalangaTabela: Gerakan Cinta Budaya Lokal
Berangkat dengan latar belakang sebagai penari dan kecintaannya pada budaya, Tria membawa advokasi kuat dengan tagline #BalangaTabela. Ia menjelaskan bahwa advokasi tersebut secara harfiah berarti gerakan mencintai budaya lokal.
"Tentunya sebagai seorang duta yang berasal dari daerah, menjadi satu motivasi kuat bagi saya untuk terus menggaungkan advokasi ini," tutur pemilik akun media sosial Instagram @triaalaka dengan nada penuh semangat.
Tria menyadari bahwa tantangan terbesarnya adalah berasal dari wilayah yang ia sebut sebagai agak bisa dibilang sangat jauh di pedalaman Kalimantan dengan akses berita nasional yang minim. Namun, ia menjadikan tantangan tersebut sebagai peluang emas.
Dirinya menyatakan bahwa ia ingin menjadi pionir. "Justru saya menjadikan hal tersebut sebagai peluang untuk sebagai pionir penggerak generasi muda Lamandau agar bisa dikenal orang banyak," ujarnya.
Kemudian akses terbatas di daerah asalnya justru memicu semangatnya untuk membuktikan bahwa potensi dari pedalaman mampu bersinar di panggung nasional.
Dukungan Penuh Keluarga dan Pemerintah Daerah
Dalam hal ini lebih jauh prestasi dan langkah Tria menuju panggung nasional mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak. Ia merasa sangat bersyukur atas restu yang selalu diberikan oleh keluarganya selama ini.
Secara tidak langsung, Tria mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diterimanya. Ia mengatakan, restu dari keluarga adalah bekal utamanya, bahkan Bapak Bupati tempat ia berasal juga memberikan atensi dan dukungan konkret. Ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah serius mendukung generasi muda untuk terus berprestasi.
Selebihnya Tria berharap banyak agar seluruh generasi muda di manapun berada, terutama yang berada di daerah terpencil, dapat terus mengupayakan gerakan cinta budaya hingga ke kancah nasional bahkan internasional.
"Saya ingin memberikan inspirasi bahwa kita adalah contoh anak muda pedalaman yang bisa membawa nama daerah ke tingkat yang lebih tinggi," pungkas Tria menutup penyampaian dengan penuh semangat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kiprah Tria Wulandari Laka, Dari Pedalaman Kalimantan Menggema di Tingkat Nasional
| Pewarta | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Ronny Wicaksono |