TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Pemkab Probolinggo, Jatim akan membuka kelas internasional di tiga SMP negeri mulai tahun ajaran ini. Meski bertaraf internasional dengan Kurikulum Cambridge, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikdaya setempat menjamin tak ada biaya bagi siswa di kelas tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, saat dihubungi TIMES Indonesia, Minggu (13/7/2025) petang.
“Tidak ada biaya karena akan dibiayai pemerintah daerah, bekerjasama dengan Universitas Negeri Malang lewat CSR (Corporate Social Responsibility) dalam bentuk modul dan pendampingan,” katanya.
Diketahui, Pemkab Probolinggo akan membuka kelas internasional atau international class program (ICP) di tiga SMP Negeri. Yaitu SMPN 1 Kraksaan di wilayah timur, SMPN 1 Dringu di wilayah tengah, dan SMPN 1 Tongas di wilayah barat.
Kelas internasional menjadi bagian dari kuota rombongan belajar (rombel) yang dimiliki masing-masing sekolah percontohan tersebut pada masa Penerimaan Murid Baru atau PMB. Artinya, tidak ada tambahan rombel khusus.
Murid yang akan ditampung di kelas internasional juga diseleksi dari murid baru hasil SPMB tahun ajaran 2025/2025, yang berlangsung Juni lalu. Proses seleksi didampingi Universitas Negeri Malang.
Kelas Internasional, Apa Istimewanya?
Dwijoko mengatakan, murid di kelas internasional mendapatkan pendampingan lebih intensif dari guru, dibandingkan kelas regule. Kelas yang menggunakan Kurikulum Cambridge untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan Sains ini, didampingi Universitas Negeri Malang.
Guru yang akan mengajar di kelas internasional juga guru pilihan. Hasil seleksi dari tiga musyawarah guru mata pelajaran atau MGMP. Yaitu MGMP Bahasa Inggris, MGMP Matemarika, dan MGMP Sains.
Dari segi fasilitas, digitalisasi pembelajaran pada kelas ini juga akan lebih baik dibandingkan kelas reguler. Terkait dengan ini, Dwijoko mengaku telah survei ke tiga SMPN yang menjadi percontohan.
“Kami juga berkonsultasi dengan Kementerian Pendidikan agar kelas ini menjadi kelas akselerasi,” ujar Dwijoko. Sebagai kelas akselerasi, murid di kelas internasional bisa menyelesaikan pendidikan jenjang SMP lebih cepat dibandingkan kelas reguler.
Tahun ini merupakan kali perdana kelas internasional diterapkan di Kabupaten Probolinggo. Selama pelaksanaan, program ini akan terus dipantau dan dievaluasi. “Kalau bagus, akan dikembangkan ke SMP lain. Tapi tetap berbasis kelas,” kata Dwijoko. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kelas Internasional di Probolinggo Dibiayai Pemkab
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |