TIMES JATIM, MALANG – Tahun depan, Universitas Brawijaya akan membuka prodi baru di Fakultas Peternakan (Fapet). Prodi tersebut akan berbasis Artificial Intelligence (AI), yang diberi nama Prodi Industri Peternakan Cerdas. Yang menjadi menarik, UB akan menjadi Kampus pertama di Indonesia yang memiliki Prodi semacam ini.
Dekan Fakultas Peternakan, Prof Muhammad Halim Natsir menerangkan, bahwa pembukaan Prodi baru ini dilakukan tanpa menambah kuota mahasiswa baru di lingkup fakultas maupun universitas.
Tetapi hanya dengan pembagian porsi pada program studi yang sudah ada. Prosesnya, saat ini sudah diajukan ke Rektor dan dikoreksi Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP).
Prof Halim menjelaskan, pendirian prodi baru ini sudah melalui diskusi dengan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom).
“Artinya, kita tidak dalam rangka membuat algoritmanya, tidak dalam rangka menghasilkan sensornya, tetapi Implementasi dalam bidang peternakan, seperti menghasilkan/menganalisis big data, penggunaan sensor, penggunaan software dengan memanfaatkan artificial intellegent,” jelasnya.
Prof Halim mengilustrasikan peran AI pada dunia peternakan salah satunya pada pembuatan formulasi pakan. Dia menyebut, ahli dari Filkom bisa saja mengatakan pakan ini sudah benar karena kandungannya sudah sesuai.
Tapi ahli di bidang Peternakan bisa melihat kesalahan di formula tersebut, bisa dibuktikan dengan memberikan pakan tersebut langsung ke ternak.
“Coba saja diberikan ke ternak, karena ternak tidak bisa makan dalam jumlah banyak,” lengkapnya.
Disampaikan Dekan Fapet UB, Prodi baru ini terdiri dari 40 persen akan membahas tema kuliah sistem sistem cerdas dan artificial intellegent. Sedang sisanya tetap akan membahas masalah peternakan.
“Ini sudah kita bahas dengan Dosen-dosen Filkom, Dekan dan WD 1 nya, itu sudah ketemu,” katanya.
Prodi serupa ini disampaikan Halim, belum dimiliki Indonesia. Namun, di belahan benua lain seperti Eropa, Australia dan negara Asia lainnya, sudah ada. Salah satu negara Asia yang memiliki prodi serupa yakni Korea.
Mereka menggunakan istilah yang berbeda, ada yang presisi, smart juga intellegent. Target Fapet tahun ini proses administrasi dirampungkan, sehingga tahun ajaran depan bisa membuka seleksi masuk.
Wakil Dekan Bidang Akademik Rizki Prafitri, menambhakan, saat ini perngajuan sudah mendapat persetujuan dari Majelis Wali Amanat (MWA) UB, selanjutnya fapet mengajukan perbaikan (Sistem Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) ke rektor dan Rektor mendaftarkan nomerklatur dan nomer prodi di DIKTI.
“Semoga pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2025 prodi industri peternakan cerdas sudah dapat memerima mahasiswa baru," kata dia.
Untuk dosen home based dan dosen pengajar juga sudah disiapkan oleh fakultas. selain itu, karena ini prodi baru dan 40% komponen mata kuliah akan berkaitan dengan artificial intellengent maka pihaknya akan bekerjasama denga FILKOM dan beberapa pengajar mata kuliah tertentu berasal dari FILKOM. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |