TIMES JATIM, PACITAN – SMPN 1 Kebonagung, Kabupaten Pacitan menghadirkan terobosan baru dalam penguatan karakter religius siswa. Sekolah ini meluncurkan program inovasi keagamaan bertajuk Sulung Falma, sebuah gerakan yang menargetkan seluruh siswa lulus dengan hafalan Al-Quran Juz 30 (Juz Amma).

Program ini digagas langsung oleh Kepala SMP Negeri 1 Kebonagung Pacitan, Dr. Imam Mahfud, S.Pd., MSI, dan terintegrasi dalam kegiatan kokurikuler mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Fokusnya sederhana namun berdampak besar: membiasakan siswa dekat dengan Al-Quran sejak bangku SMP.

Nama Sulung Falma merupakan akronim dari Siswa Lulus SMP Negeri 1 Kebonagung Hafal Juz Amma. Program yang mulai diterapkan pada 2025 ini dirancang agar siswa tidak hanya mampu membaca Al-Quran dengan baik, tetapi juga memiliki hafalan yang terukur sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Agar target hafalan tidak terasa berat, sekolah menerapkan sistem bertahap sesuai jenjang kelas. Setiap siswa dibimbing langsung oleh wali kelas masing-masing, sehingga proses pendampingan lebih intens dan personal.

Suasana khusyuk di ruang kelas SMPN 1 Kebonagung para siswa membaca Juz Amma. (Foto: Al Rifa for TIMES Indonesia)

Pembagian target hafalan disusun sebagai berikut:

• Kelas VII memulai hafalan dari Surat An-Nas hingga Surat Al-Fil.

• Kelas VIII melanjutkan hafalan dari Surat Al-Bayyinah sampai Surat Ad-Dhuha.

• Kelas IX menyelesaikan tahapan akhir, mulai Surat Al-Buruj hingga Surat At-Takwir.

Dengan pola tersebut, siswa diarahkan menyelesaikan hafalan Juz Amma secara bertahap dan konsisten selama tiga tahun masa belajar.

Kepala SMP Negeri 1 Kebonagung Pacitan, Dr. Imam Mahfud, menegaskan bahwa Sulung Falma bukan sekadar program simbolik. Menurutnya, inovasi ini merupakan bagian dari komitmen sekolah dalam menyeimbangkan prestasi akademik dengan pembentukan karakter spiritual siswa.

“Program Sulung Falma ini kami rancang sebagai ikhtiar jangka panjang. Bukan kegiatan seremonial, tetapi upaya berkelanjutan agar siswa tumbuh dengan akhlak dan fondasi keagamaan yang kuat,” ujarnya, Rabu (17/12/2025).

Ia menambahkan, peran wali kelas menjadi kunci dalam memantau perkembangan hafalan siswa dari hari ke hari. Dengan target yang jelas di setiap jenjang, sekolah berharap seluruh lulusan memiliki pengakuan atau sertifikat telah menyelesaikan hafalan Juz Amma saat kelulusan.

Inovasi yang dijalankan SMPN 1 Kebonagung Pacitan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain di Kabupaten Pacitan dalam mengintegrasikan nilai-nilai religius ke dalam program pendukung pendidikan. (*)