TIMES JATIM, PACITAN – Palang Merah Remaja (PMR) Madya SMPN 2 Tulakan terus memperkuat kesiapsiagaan anggotanya. Melalui kegiatan Kemah Orientasi Kepalangmerahan dan Penerimaan Anggota Baru, Rabu (24/12/2025), para siswa dibekali pelatihan dasar kebencanaan dengan melibatkan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Pacitan.
Kegiatan ini tidak hanya berisi materi kepalangmerahan dan pertolongan pertama (P3K). Para peserta juga mendapatkan edukasi langsung terkait pencegahan kebakaran dan penanganan ular berbisa, dua risiko yang cukup dekat dengan kehidupan masyarakat di Pacitan.
Materi disampaikan oleh personel Damkar Pacitan, George Rudi dan Sugino. Keduanya memberikan pemahaman bahwa peran relawan tidak sebatas menangani korban, tetapi juga memahami upaya pencegahan dan mitigasi bencana.
Pada sesi pencegahan kebakaran, Sugino menjelaskan konsep dasar segitiga api: panas, oksigen, dan bahan bakar sebagai kunci untuk memahami bagaimana kebakaran bisa terjadi dan dikendalikan. Penjelasan disampaikan dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami siswa.
Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan praktik pemadaman api yang dipandu George Rudi. Para siswa dikenalkan pada teknik sederhana menggunakan handuk basah, serta cara mengoperasikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) secara aman.
Pengenalan terhadap ular berbisa bersama Damkar Pacitan. (Foto: Noor Halimah for TIMES Indonesia)
“Yang paling penting saat menghadapi api adalah tetap tenang. Kalau panik, justru berbahaya,” kata George Rudi saat praktik berlangsung.
Selain kebakaran, Damkar Pacitan juga memberikan materi snake rescue. Sugino menjelaskan cara mengenali ular berbisa dan tidak berbisa, serta langkah yang harus dilakukan jika menemukan ular di lingkungan rumah atau sekolah. Para siswa juga diperlihatkan penggunaan snake hook sebagai alat penanganan yang aman.
Pembina PMR Madya SMPN 2 Tulakan, Agung Murjiawan, mengatakan pelibatan Damkar dalam orientasi PMR merupakan upaya meningkatkan kualitas relawan muda.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya paham teori kepalangmerahan, tetapi juga memiliki keterampilan dasar menghadapi situasi darurat di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Menurut Agung, kegiatan kemah orientasi ini juga menjadi sarana pembentukan karakter, terutama kepekaan sosial dan solidaritas antaranggota. Melalui aktivitas bersama selama perkemahan, siswa diharapkan semakin siap menjadi relawan yang disiplin dan bertanggung jawab.
Kegiatan ditutup dengan evaluasi dan diskusi bersama. Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan, terutama saat sesi praktik lapangan. Dengan pelatihan ini, PMR Madya SMPN 2 Tulakan diharapkan mampu menjadi salah satu unit PMR yang sigap dan terampil di Kabupaten Pacitan. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |