TIMES JATIM, SURABAYA – Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) atau Indonesia Higher Education Summit (IHES) 2025 akan diselenggarakan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), 19-21 November 2025.
Forum konsolidasi nasional ini bertujuan menyelaraskan arah strategis pendidikan tinggi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
KPPTI 2025 mengangkat tema sentral “Kampus Berdampak: Konsolidasi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045.”
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Prof. Khoirul Munadi menjelaskan bahwa KPPTI adalah ruang konsolidasi nasional yang mempertemukan berbagai stakeholder, mulai dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Kementerian/Lembaga, hingga Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) yang beroperasi di Indonesia.
“Maksud dari konsolidasi ini, selain ada dialog dan berbagi praktik baik, yang paling penting adalah menyelaraskan arah strategis pendidikan tinggi kita menuju ke Indonesia Emas 2045,” ujar Prof. Munadi, Senin (17/11/2025) di Surabaya.
Dirinya menyoroti adanya pergeseran paradigma yang didorong melalui konferensi ini, yakni perubahan interaksi antar kampus yang semula bernuansa kompetisi menjadi lebih bernuansa kolaborasi.
“Kita ingin mendorong agar perguruan tinggi ini lebih bernuansa kolaborasi atau kolaboratif. Pergeseran ini kita perlukan agar kita bisa membangun gerakan bersama,” tambahnya.
Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong institusi pendidikan berinteraksi menjadi ekosistem yang adaptif, inklusif, dan memiliki daya saing global. "Ini sejalan dengan paradigma Kampus Kedampak yang digagas oleh Menteri Pendidikan," kata Prof Munadi.
Sementara itu, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., Rektor Unesa sekaligus Ketua Panitia KPPTI 2025 menyatakan kehormatannya menjadi tuan rumah konferensi puncak pertama yang diselenggarakan di Surabaya.
“Ini sesuatu yang luar biasa. Konferensi puncak yang pertama kali diselenggarakan di Surabaya, ketepatan juga di bulan November, bulannya para pahlawan,” ujar Prof. Hasan.
"Harapannya, muncul rekomendasi yang hebat dan nendang untuk kepentingan bangsa, untuk Indonesia yang menghasilkan sesuatu yang adaptif dengan menyiapkan SDM unggul," imbuhnya yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia.
Lebih lanjut, Cak Hasan, sapaan lekatnya, menekankan bahwa tujuan utama konferensi ini adalah penguatan ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif.
“Tujuan utamanya adalah penguatan ekosistem, karena itu adalah kemampuan pendidikan tinggi yang adaptif. Siapa yang mampu beradaptasi di era ini, dia akan jadi pemenang, siapapun,” tandasnya.
KPPTI 2025 ini akan membahas sembilan subtema, termasuk bagaimana menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang adaptif di era ketidakpastian, serta membicarakan fokus pembangunan SDM pada sektor strategis seperti industri nikel. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia 2025 di Surabaya: Dorong Kolaborasi Menuju Indonesia Emas
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Deasy Mayasari |