TIMES JATIM, MALANG – Sinergi strategis antara Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang dengan TNI Angkatan Laut kembali menghadirkan terobosan penting dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia. Melalui Pembekalan Keterampilan (Bektram) Kewirausahaan Angkatan XXIII, sebanyak 35 peserta yang terdiri dari prajurit TNI AL dan Aparatur Sipil Negara mengikuti pelatihan intensif di bidang pertanian dan perkebunan.
Program tersebut berlangsung pada 9–19 September 2025 di Kampus Polbangtan Malang dengan total durasi 72 jam pelajaran.
Wakil Direktur II Bidang Umum dan Teknologi Informasi Polbangtan Malang, Andi Warnaen menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar berbagi ilmu, melainkan juga bagian dari misi besar membangun kemandirian pangan nasional.
“TNI AL memiliki karakter disiplin, kerja keras, dan kepemimpinan yang kuat. Bila nilai-nilai ini dipadukan dengan keterampilan kewirausahaan, maka akan lahir SDM tangguh yang siap menjadi motor penggerak pertanian modern di berbagai wilayah,” ujarnya, Selasa (9/9/2025) di kampus Polbangtan Malang.
Sejalan dengan itu, Kepala Pusat Latihan Kerja (Kapuslatker) Bedali, Letkol Marinir Lutfi Arif, menilai Bektram memiliki manfaat ganda, baik bagi individu maupun bagi bangsa.
“Selain meningkatkan kesejahteraan prajurit, kegiatan ini juga memperkuat kapasitas SDM di sektor pangan. Kami berharap para peserta mampu mengidentifikasi peluang usaha, mengelola pasar, sekaligus melahirkan inovasi di bidang pertanian,” ungkapnya.
Selama sembilan hari, peserta Bektram XXIII mendapatkan materi aplikatif yang relevan dengan kebutuhan zaman. Mulai dari Urban Farming, Hidroponik, Budidaya Jamur Tiram, Pengembangan Jeruk dan Kopi, hingga Agronomi Nanas dan Buah Naga. Tidak hanya itu, peserta juga dikenalkan dengan konsep Integrated Farming yang mengombinasikan pertanian dan peternakan, serta diajarkan cara mengolah limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan.
Untuk melengkapi keterampilan teknis, peserta juga dibekali wawasan bisnis modern melalui materi Digital Marketing dan Bisnis Model Canvas. Dengan metode pelatihan berbasis praktik, setiap peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga langsung mempraktikkan keterampilan yang diajarkan.
“Di era sekarang, petani tidak cukup hanya bisa menanam, tetapi juga harus mampu membaca pasar dan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran. Karena itu, aspek bisnis modern menjadi salah satu fokus utama pelatihan ini,” jelas salah satu fasilitator.
Bektram XXIII menjadi bukti nyata bagaimana Polbangtan Malang memperkuat perannya sebagai kampus vokasi pertanian yang proaktif dan responsif terhadap tantangan zaman. Program tersebut diharapkan mampu melahirkan entrepreneur muda pertanian dari kalangan prajurit TNI AL, yang kelak menjadi pionir pengembangan agribisnis di daerah masing-masing sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |