TIMES JATIM, SURABAYA – Memperingati Hari Wayang Sedunia yang jatuh pada 5 November 2025, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar pagelaran wayang kulit di Kelurahan Lidahwetan, Lakarsantri, Surabaya. Agenda tahunan ini menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menjaga warisan budaya sekaligus menghadirkan refleksi sosial.
Tahun ini, lakon yang dibawakan adalah Abimanyu Pinayungan. Menurut sang dalang, Ki Wisnu Jati Pamungkas, kisah ini mengangkat sosok kesatria yang dituduh melakukan kejahatan, padahal tujuannya menegakkan kedamaian di negara Ngamarto.
“Para dewa sedang memberikan hukuman kepada Pangarso Projo atau pejabat negara Ngamarto karena terlalu mempercayai Jamus Kalimosodo yang dianggap membawa keberkahan dan keberuntungan. Abimanyu ingin mengembalikan kedamaian itu dengan caranya sendiri, tapi tindakannya disalahartikan. Banyak oknum memanfaatkan keadaan hingga negara makin kacau,” jelasnya.
Wisnu menambahkan, lakon ini juga mencerminkan kondisi sosial Indonesia saat ini.
“Keadaan pejabat dan rakyat yang kadang tidak sejalan ini mencerminkan situasi sekarang. Diharapkan dari lakon tersebut, semua bisa belajar dan bersatu untuk kebaikan,” ujarnya.
Melalui lakon yang sarat pesan moral itu, mahasiswa Unesa tidak hanya menghadirkan tontonan, tetapi juga tuntunan. Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unesa, Latif Nur Hasan, menegaskan bahwa pagelaran wayang menjadi media pembelajaran sekaligus sarana mendekatkan kampus dengan masyarakat.
“Kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga ruang belajar. Selain memperdalam nilai-nilai kearifan lokal, kegiatan ini digelar agar UNESA bisa lebih dekat dengan masyarakat, khususnya di wilayah Lidahwetan,” tuturnya. (*)
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |